Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan pasar Surat Berharga Negara (SBN) melanjutkan tren perbaikan pada kuartal III-2025.
Dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin, Purbaya menjelaskan imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark tenor 10 tahun turun 62 basis poin (bps) secara tahun berjalan (year-to-date/ytd) ke level 6,36 persen pada akhir triwulan III-2025.
Trennya pun terus menurun hingga level 6,07 persen pada 31 Oktober 2025 atau turun 95 bps ytd.
Sementara itu, selisih imbal hasil (spread) SUN seri benchmark tenor 10 tahun dengan US Treasury tenor 10 tahun juga turun ke level 221 bps pada akhir triwulan III-2025 dan 196 bps pada 31 Oktober 2025.
Lebih lanjut, pasar perdana SBN juga terjaga kuat dengan bid to cover ratio mencapai 3,86 kali selama triwulan III-2025.
“Kinerja pasar SBN didukung oleh likuiditas domestik yang memadai, kinerja fiskal yang kuat, serta prospek perekonomian domestik yang solid,” ujar Purbaya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan mereka turut berpartisipasi dalam pembelian SBN di pasar sekunder sebagai upaya untuk memperkuat strategi stabilisasi nilai tukar rupiah.
Hingga 30 Oktober 2025, BI telah membeli SBN senilai Rp269,97 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp199,92 triliun.
Berdasarkan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), total outstanding SBN tercatat sebesar Rp6.592 triliun per akhir September 2025, terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) Rp5.301 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp1.290 triliun.
Rincian SUN terdiri dari Obligasi Negara (SUN jangka panjang) sebesar Rp5.243 triliun dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN, jangka pendek) Rp58,7 triliun.
Berdasarkan kepemilikan, SUN mayoritas dipegang oleh bank swasta nasional Rp526 triliun, diikuti bank pemerintah/BUMN Rp316,5 triliun dan bank asing Rp74,9 triliun. Sementara pada SPN, kepemilikan terbesar adalah bank pemerintah Rp3,45 triliun dan bank asing Rp2,58 triliun.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































