Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan Senin sore menguat sebesar 17 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.699 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.716 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai penguatan kurs rupiah dipengaruhi kenaikan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
“Probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve (Fed) pada bulan Desember melonjak menjadi sekitar 69 persen dari sekitar 44 persen seminggu sebelumnya, menurut CME FedWatch Tool,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin.
Menurut Ibrahim, pidato dari para pejabat The Fed dan data ekonomi AS yang telah dirilis mengisyaratkan bahwa perekonomian tetap solid, dengan pasar tenaga yang tangguh tetapi harga-harga tetap tinggi.
Peningkatan harapan pemotongan suku bunga The Fed mendapatkan pengaruh dari komentar Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams yang menyampaikan penyesuaian kebijakan mungkin dilakukan dalam waktu dekat.
Namun, sejumlah pejabat The Fed telah memperingatkan inflasi masih terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja terlalu ketat untuk pemangkasan suku bunga pada tahap ini, sehingga hasilnya masih belum pasti.
Para investor saat ini disebut akan mengambil lebih banyak isyarat dari sinyal ekonomi yang beragam dan penundaan rilis data inflasi utama. Data inflasi Producer Price Index (PPI) AS dan penjualan ritel akan dirilis pada hari Selasa (25/11).
“PPI utama diperkirakan akan menunjukkan peningkatan sebesar 0,3 persen MoM (month to month) pada bulan September, sementara penjualan ritel diproyeksikan menunjukkan peningkatan sebesar 0,4 persen MoM,” kata dia pula.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat di level Rp16.709 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.719 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah menguat seiring kebijakan domestik yang solid
Baca juga: Rupiah menguat seiring kekhawatiran "bubble AI" di AS membaik
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































