Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengomentari peningkatan kapasitas Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr), pada Sabtu (27/9). Dilansir AFP, Lavrov menyebut Kanselir Jerman Friedrich Merz tengah membangkitkan masa lalu yang kelam atas keputusannya meningkatkan alokasi belanja pertahanan.
"Kanselir (Merz) mengatakan dengan bangga, bahwa tujuannya adalah sekali lagi membuat Jerman mesin militer utama Eropa," kata Lavrov kepada wartawan, disela konferensi PBB.
Ia mengelaborasi lebih lanjut.
"Ketika seseorang dari sebuah negara yang telah melakukan kejahatan seperti Nazisme, Fasisme, Holocaust, sampai genosida, lalu ia bilang bahwa ia akan membuat Jerman jadi kekuatan militer besar, tentu saja ia seolah menyusutkan ingatan sejarah, dan ini berbahaya," lanjut Lavrov.
Sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Jerman adalah mitra utama Rusia dalam kooperasi di bidang energi. Setelah invasi, Jerman berbelok tajam dan jadi salah satu pendukung utama Ukraina.
Sebagai konteks, Jerman perlu meningkatkan kekuatan militer mereka, setelah sejumlah negara-negara NATO mendapati jet-jet tempur dan drone-drone Rusia ada di wilayah udara mereka pada pekan ini. Termasuk kecurigaan sejumlah drone yang terbang di situs militer-industri Jerman, serta di dekat bandara Denmark dan Norwegia.
Lalu, Merz mengajak negara-negara Eropa untuk meningkatkan sendiri kemampuan militer mereka. Sebab, ia merasa Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump mulai memberi jarak atas komitmen historis mereka pada persekutuan NATO.