Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mega Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan per akhir Oktober 2025 berada jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional yakni mencapai 25,8 persen year on year (yoy) atau senilai Rp9,185 triliun.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit perbankan secara nasional mencapai 7,36 persen yoy pada Oktober 2025 atau melambat dari 7,7 persen yoy pada bulan sebelumnya.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa kinerja ini merupakan hasil komitmen perseroan dalam memperluas akses pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi global dan domestik.
"Perseroan akan terus memperkuat fondasi bisnis, menjaga kualitas pembiayaan, serta menghadirkan solusi keuangan syariah yang inovatif dan inklusif agar semakin banyak masyarakat dan pelaku usaha yang merasakan manfaat pembiayaan syariah yang aman, mudah," kata Hanie.
Kontributor terbesar terhadap peningkatan pembiayaan Bank Mega Syariah berasal dari segmen Syariah Card yang mencatat pertumbuhan tahunan mencapai 114 persen yoy.
Selain itu, multifinance juga menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 37 persen yoy.
Pada lini multifinance, komposisi pembiayaan didominasi kredit motor yang mencapai porsi sekitar 87 persen.
Kemudian, sebanyak 10 persen merupakan pembiayaan mobil dan sisanya untuk pembiayaan barang elektronik.
Pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah juga mencatatkan peningkatan, yakni sebesar 33 persen yoy.
Pertumbuhan portofolio konsumer terutama ditopang oleh peningkatan pembiayaan Flexi Home yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan outstanding dengan pertumbuhan sekitar 37,51 persen.
Selain itu, pertumbuhan signifikan juga datang dari produk pembiayaan FLPP (Flexi Sejahtera) yang meningkat 57,63 persen yoy.
Adapun pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna) dan pembiayaan haji khusus (Flexi Mitra Mabur) masing-masing tumbuh 362,26 persen yoy dan 244,37 persen yoy.
Tren positif pada pembiayaan diikuti dengan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang solid.
Per akhir Oktober 2025, DPK Bank Mega Syariah tumbuh sekitar 16,9 persen yoy mencapai lebih dari Rp12,28 triliun.
Menurut perseroan, peningkatan DPK didorong oleh beragam inovasi produk serta optimalisasi layanan digital yang semakin memudahkan nasabah dalam bertransaksi dan menabung, sehingga memperkuat likuiditas bank.
Tak hanya itu, performa profitabilitas Bank Mega Syariah menunjukkan performa yang solid sejak Januari hingga Oktober 2025, tecermin dari return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).
ROA bergerak naik di kisaran 1,0-1,4 persen (Januari-November). Hal ini, catat perseroan, mencerminkan kemampuan bank dalam menjaga efisiensi pengelolaan aset meski kondisi industri perbankan masih menantang.
Sedangkan ROE meningkat dari 5,81 persen pada Januari menjadi 7,10 persen pada Oktober 2025, menandakan penguatan kinerja modal yang mampu memberikan imbal hasil lebih tinggi kepada pemegang saham.
Baca juga: Bank Mega Syariah bidik jumlah kartu kredit capai 70 ribu tahun ini
Baca juga: Bank Mega Syariah catat pertumbuhan tabungan haji sebesar 13 persen
Baca juga: Teken PIDIS, Bank Mega Syariah bidik kenaikan FBI dari transaksi valas
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































