Jakarta (ANTARA) - Wakil Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Agustina Arumsari mengatakan perkembangan ekosistem digital governance dan transformasi digital menuntut auditor internal untuk cepat beradaptasi.
"Pasalnya, hal tersebut akan berdampak terhadap pengawasan yang lebih canggih dengan berbasis bukti digital," katanya saat webinar "Digital Forensics in Internal Audit: From Data to Evidence", sebagaimana dikutip dari keterangan resmi BPKP di Jakarta, Minggu.
Lebih lanjut, peluang tersebut hanya akan terwujud dan tereksekusi dengan baik apabila semua pihak berkomitmen mengasah dan memutakhirkan kompetensi yang relevan.
Dengan begitu, lanjutnya, maka akan dihasilkan data akurat, analisis cermat, dan bukti tepat melalui pengawasan intern yang bermanfaat.
Direktur Forensik Digital dan Analitika Data Deputi Bidang Investigasi BPKP Totok Prihantoro menerangkan bahwa transformasi digital pengawasan di BPKP diwujudkan melalui inisiatif seperti big data dan automasi proses audit yang menjadikan audit lebih proaktif, efisien, dan berbasis insight.
"Melalui continuous auditing and continuous monitoring (CACM), pengawasan tidak lagi bersifat periodik, tetapi dilakukan hampir real-time dengan memanfaatkan data transaksi, log system, sensor. Meskipun demikian, kontrol terhadap automasi dan validasi algoritma tetap harus dijaga agar hasil pengawasan akurat dan dapat dipercaya," ucapnya.
Pada kesempatan itu, Guru Besar Akuntansi Forensik Sektor Publik Universitas Negeri Surabaya Dian Anita Nuswantara menyoroti adanya kesenjangan dalam audit tradisional yang belum mampu mendeteksi penipuan modern yang kompleks.
Dia merekomendasikan penguatan bidang akuntansi forensik melalui investasi pendidikan khusus, sertifikasi profesional, integrasi teknologi mutakhir, serta pengakuan regulasi formal guna memperkuat integritas ekonomi nasional.
President of Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Chapter Indonesia Hery Subowo menekankan urgensi penguatan internal audit sebagai langkah kunci dalam pencegahan dan pendeteksian fraud.
Dirinya turut mengungkap fenomena baru di dunia kejahatan siber yang kini berkembang menyerupai industri profesional.
Selain itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP Raden Murwantara mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi dan peningkatan kapasitas pengawasan intern berbasis digital.
"Penerapan forensik digital bukan hanya mendukung pencegahan dan deteksi fraud, tetapi juga memperkuat akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara," ungkap Raden.
Baca juga: BPKP: APIP harus beri nilai tambah dengan tingkatkan kualitas GRC
Baca juga: BPKP Kalbar awasi kualitas gizi dan akuntabilitas program MBG
Baca juga: Wapres tinjau pembangunan Kantor BPKP Malut di Sofifi
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































