Moskow (ANTARA) - Sejumlah tentara bayaran Kolombia pada Minggu (5/10) memohon kepada Presiden Kolombia, Gustavo Petro, untuk menyelamatkan mereka dari zona pertempuran di Ukraina.
"Tolong, Bapak Presiden Kolombia, bantulah kami, melalui Kementerian Luar Negeri atau Anda sendiri yang turun tangan. Bertanggung jawablah atas kami, atas nyawa kami, karena kami tidak ingin bekerja di sini lagi," pinta para tentara bayaran tersebut dalam sebuah pidato video yang dipublikasikan oleh majalah Kolombia, Semana.
Para tentara bayaran tersebut mengatakan bahwa dua puluh orang dari mereka menuntut agar komando Ukraina membebaskan mereka dari tugas pertempuran di konflik tersebut.
Namun, setelah itu para tentara bayaran asal Kolombia itu ditahan selama dua hari dan kemudian dinaikkan ke dalam bus dengan janji akan dibawa ke Polandia.
"Mereka bilang akan membawa kami ke Polandia, tetapi orang Ukraina tidak bisa dipercaya... Kami tidak tahu ke mana mereka akan membawa kami. Perkataan orang Ukraina tidak berharga, mereka semua pembohong," kata pengirim video yang diambil dari dalam bus yang sedang melaju itu.
Tentara bayaran Kolombia itu juga mengklaim bahwa pihak Ukraina telah menipu dirinya dan rekan-rekannya dengan tidak membayar biaya yang telah dijanjikan kepada mereka.
Ia meminta para pemirsa untuk mendistribusikan video tersebut.
Sebelumnya pada awal tahun ini, Petro menyebut aktivitas tentara bayaran sebagai "tindakan perampokan negara" setelah Duta Besar Rusia untuk Bogota, Nikolai Tavdumadze, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan RIA Novosti bahwa jumlah warga Kolombia yang pergi ke Ukraina sebagai tentara bayaran tetap tinggi.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Rusia tembak jatuh 300 lebih drone Ukraina dalam 24 jam
Baca juga: EU pinjami Ukraina 4 miliar euro, dari aset Rusia yang dibekukan
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.