PM Jepang dan Presiden AS Trump bahas tantangan Indo-Pasifik

Ankara (ANTARA) - Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi dan Presiden AS Donald Trump membahas berbagai tantangan yang dihadapi kawasan Indo-Pasifik, saat keduanya berbicara melalui sambungan telepon pada Selasa.

“Kedua pemimpin juga saling bertukar pandangan mengenai penguatan Aliansi Jepang-AS … Presiden Trump memberikan penjelasan tentang situasi terbaru hubungan AS–China, termasuk pertemuan puncak AS–China baru-baru ini,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang..

Kementerian itu mencatat bahwa pembicaraan telepon tersebut berlangsung selama 25 menit.

“Kedua pemimpin menegaskan bahwa kedua negara akan terus bekerja sama secara erat dalam situasi internasional saat ini,” tambah kata Kementerian Luar Negeri Jepang.

Percakapan telepon tersebut terjadi sehari setelah Trump berbicara dengan Presiden China Xi Jinping di tengah ketegangan antara Beijing dan Tokyo terkait Taiwan.

Pada Senin (24/11), Trump menggambarkan pembicaraan teleponnya dengan Xi sebagai “sangat baik”, sambil menambahkan bahwa ia menerima undangan untuk berkunjung ke Beijing pada April.

Menurut media pemerintah China, Xi memberi tahu Trump bahwa kembalinya Taiwan ke China merupakan bagian penting dari tatanan internasional pascaperang.

Adapun pada 7 November, Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengatakan kepada para legislator bahwa setiap serangan China terhadap Taiwan secara hukum dapat dikategorikan sebagai situasi yang mengancam kelangsungan hidup, yang dapat memungkinkan Jepang menggunakan hak pertahanan kolektif.

Pernyataan Takaichi memicu reaksi keras dari Beijing. China pun mengeluarkan imbauan agar warganya tidak bepergian ke Jepang, memberlakukan kembali larangan impor makanan laut, serta mengambil sejumlah langkah pembatasan lainnya.

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.