Moskow (ANTARA) - Jumlah reservasi wisata ke China oleh wisatawan Rusia meningkat 3,5 kali lipat secara tahunan (year on year/yoy) pada September menyusul penerapan kebijakan bebas visa bagi warga negara Rusia, seperti dilansir media Rusia pada Jumat (3/10).
Menurut layanan perjalanan daring Rusia, Travelata, seperti dikutip kantor berita RIA Novosti, provinsi pulau tropis Hainan di China selatan masih menjadi destinasi wisata utama wisatawan Rusia, mencakup 88 persen dari total reservasi wisata ke China pada bulan lalu, meski presentasenya turun dari 98 persen pada September 2024.
Rata-rata pengeluaran untuk perjalanan ke Hainan pada September 2025 mencapai 209.000 rubel (1 rubel = Rp202), atau sekitar 2.532 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.612), turun dari 237.000 rubel, atau sekitar 2.871 dolar AS, pada setahun sebelumnya.
Di saat yang sama, permintaan perjalanan ke Beijing atau Shanghai juga menunjukkan peningkatan pesat. Masing-masing memperoleh 5 persen reservasi pada September, sementara destinasi wisata China lainnya hanya 2 persen. Setahun sebelumnya, hanya 2 persen reservasi yang ditujukan ke Beijing.
Akomodasi mewah masih menjadi opsi paling populer di kalangan wisatawan Rusia yang datang ke China, dengan hotel bintang lima menyumbang 50 persen reservasi, diikuti hotel bintang empat yang memperoleh 44 persen reservasi.
Menurut Chief Marketing Officer Travelata Oleg Kozyrev, uji coba kebijakan bebas visa yang baru telah secara signifikan mengubah preferensi wisatawan Rusia.
"Sejak China mengumumkan akan membebaskan pemeriksaan tambahan bagi pengunjung asal Rusia, wisatawan mulai aktif melakukan reservasi perjalanan. Banyak yang sudah berencana menghabiskan liburan November di China. Destinasi ini kini telah melampaui popularitas resor-resor di Rusia," ujar Kozyrev.
Pada 2 September lalu, China mengumumkan uji coba kebijakan bebas visa selama 30 hari bagi warga negara Rusia pemegang paspor reguler selama satu tahun, yang mulai berlaku pada 15 September.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.