Presiden Prabowo Subianto mengingatkan agar bangsa Indonesia tidak berpikir bahwa negara lain akan merasa iba terhadap kondisi Indonesia.
Ia menegaskan anggapan tersebut merupakan sikap yang naif.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam agenda Akad Massal 26.000 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan serah terima kunci di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin (29/9).
"Sama sekali saya berkali-kali saya katakan saya tidak mengajarkan kita untuk curiga bangsa lain, untuk membenci apalagi, saya hanya minta bahwa kita harus mengerti dan paham jangan mengira bangsa lain kasihan sama kita, itu sangat naif. Dia mikirin diri dia sendiri, jangan mengira kita akan dikasihani, tidak," ujar Prabowo.
Menurut Prabowo, salah satu kelemahan bangsa Indonesia adalah terlalu mudah kagum terhadap bangsa asing.
Ia menilai hal ini dipengaruhi oleh banyaknya pakar yang menempuh pendidikan di luar negeri dan cenderung menganggap semua ajaran dari Barat sebagai kebenaran.
"Padahal kita lupa Barat itu unggul dan jago dalam menjajah bangsa lain. Mereka unggul dalam imperialisme. Jadi kalau kita di sana belajar ya kita harus waspada, enggak semua yang diajarkan harus kita laksanakan," ucapnya.
Lebih lanjut, Prabowo juga menekankan pentingnya peran para pakar Indonesia untuk menyelamatkan kekayaan bangsa. Ia meminta agar ilmu dan kepintaran yang dimiliki para profesor digunakan sebesar-besarnya demi kepentingan rakyat.
"Dengan kita selamatkan kekayaan kita secara sistemik. Jadi saya minta profesor-profesor yang pintar-pintar gunakan kepintaranmu untuk kepentingan bangsa, rakyat Indonesia," pungkas dia.