Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Business Council of Canada (BCC) menandatangani Nota Kesepahaman Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA CEPA) di Parliament Hill, Ottawa, Rabu (24/9) waktu setempat.
Penandatanganan disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney. Prabowo menilai perjanjian ini sebagai momentum penting dalam hubungan Indonesia-Kanada.
“Saya sangat senang berada di sini untuk penandatanganan CEPA dan saya pikir ini akan menjadi momen bersejarah. Ini akan terbukti sebagai tonggak yang signifikan,” ujar Prabowo.
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyebut perjanjian ini akan membuka peluang lebih luas bagi produk nasional menembus pasar Kanada.
"Perjanjian ini membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia mulai dari agribisnis hingga manufaktur, serta membuka peluang baru di bidang jasa, ekonomi digital, dan investasi," kata Anin.
Lebih lanjut, produk-produk unggulan seperti agribisnis, manufaktur, tekstil, furnitur, otomotif, kopi, dan kakao diproyeksi memperoleh jalan baru untuk masuk ke pasar Amerika Utara.
Sementara itu, Kanada mendapatkan kepastian akses pasar ke Indonesia yang berpenduduk lebih dari 280 juta jiwa, termasuk di sektor energi bersih, jasa keuangan, pendidikan, dan teknologi.
"Ini adalah kemitraan saling menguntungkan yang memperkuat rantai pasok, mendukung UMKM, serta membangun kepercayaan antara kedua bangsa," jelas Anin.
Dia berharap, kesepakatan ini diharapkan tak hanya memperluas peluang perdagangan dan investasi, tetapi juga meningkatkan daya saing ekspor nasional sekaligus memperkuat jejaring rantai pasok global.