Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penyaluran kredit perbankan tumbuh 7,7 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp8.162,8 triliun per September 2025.
“Kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang terjaga dan aktivitas operasional perbankan juga tetap optimal untuk memberikan layanan keuangan bagi masyarakat,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Oktober 2025 di Jakarta, Jumat.
Dari sisi penggunaan, kredit investasi tumbuh 15,18 persen secara tahunan (yoy), diikuti oleh kredit konsumsi tumbuh 7,4 persen (yoy), sedangkan kredit modal kerja tumbuh 3,37 persen (yoy).
Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh 11,53 persen (yoy), sementara kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh 0,23 persen (yoy).
Baca juga: BSI salurkan pembiayaan berkelanjutan Rp73,6 triliun hingga kuartal 3
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,81 persen (yoy) menjadi Rp9.695,4 triliun per September 2025.
Dian menjelaskan, penurunan suku bunga acuan BI-Rate juga diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan, yang mana dibandingkan tahun sebelumnya rata-rata suku bunga kredit rupiah tercatat turun 50 basis poin untuk kredit investasi, serta turun 41 basis poin untuk kredit modal kerja.
Dari sisi penghimpunan dana, lanjutnya, suku bunga tertimbang DPK rupiah terpantau menurun 11 basis poin menjadi di level 2,78 persen pada September 2025 dari sebelumnya 2,89 persen pada Agustus 2025.
“Penurunan didorong oleh penurunan suku bunga deposito rupiah yang tercatat 4,96 persen pada September 2025, sedangkan pada Agustus 2025 sebelumnya tercatat 5,24 persen,” ujar Dian.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































