Jakarta (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Khoirul Muttaqien mengungkapkan pasar modal syariah tumbuh signifikan di provinsi tersebut, terlihat dari jumlah investor yang melonjak hingga 270 persen dalam lima tahun terakhir.
"Jumlah investor syariah nasional dalam lima tahun terakhir tumbuh 142 persen, dari 85 ribu menjadi 207 ribu investor. Khusus di Sumatera Utara, dalam lima tahun terakhir tumbuh 270 persen," kata Khoirul dalam Medan Sharia Investor City (MAIN STORY) 2025 diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Ia menuturkan minat masyarakat Sumatera Utara terhadap pasar modal terus menunjukkan tren positif, dengan kenaikan jumlah Single Investor Identification (SID) sebesar 23,16 persen secara year-on-year (yoy).
Khoirul mengatakan saat ini terdapat sekitar 736 ribu investor di provinsi tersebut dengan nilai aset investasi sebesar Rp21,7 triliun.
“Ini menunjukkan bahwa tidak cuma perkembangan (dalam hal) menambah jumlah rekening (investasi), tapi juga investor di Sumatera Utara sangat aktif dalam pengelolaan portfolionya,” ucapnya.
Hal tersebut, lanjut dia, sejalan dengan fokus Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) tahun ini yang menitikberatkan pada pendalaman sektor jasa keuangan di sektor pasar modal.
Berdasarkan data OJK, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) berada di level 282,10 per Oktober 2025 dengan kapitalisasi pasar senilai Rp9,32 kuadriliun, jumlah saham sebanyak 618 saham, serta pertumbuhan sejak awal tahun mencapai 30,81 persen ytd.
Khoirul menilai pertumbuhan tersebut juga didukung oleh ekosistem saham syariah yang semakin matang.
Di Sumatera Utara, akses terhadap produk-produk pasar modal diperluas melalui galeri investasi di berbagai kampus dan kantor pemerintahan, seperti yang sudah dibuka di Kabupaten Langkat dan Kota Tebing Tinggi.
Ia berharap capaian positif tersebut dapat mendukung target inklusi keuangan nasional yang ditetapkan mencapai 98 persen pada 2045.
“Saat ini, di 2025, kita masih di angka 80 persen untuk inklusinya. Masih ada beberapa tahun ke depan yang kita harus kejar (agar tingkat inklusi keuangan nasional meningkat) sesuai dengan target (pada 2045),” imbuh Khoirul Muttaqien.
Baca juga: BEI sebut pasar modal Indonesia masuk 20 besar dunia, nomor 1 di ASEAN
Baca juga: BEI ungkap POJK 8 2025 berpotensi kurangi daftar saham syariah
Baca juga: Nilai transaksi investor saham syariah Rp3,3 triliun per Juni 2025
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































