Peningkatan kualitas gizi masyarakat merupakan salah satu isu mendesak yang perlu mendapatkan perhatian serius. Data dari Kementerian Kesehatan pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebutkan bahwa angka stunting di Indonesia masih berada di angka 21,5%.
Meskipun telah menunjukkan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka ini masih jauh dari target nasional sebesar 14% pada 2024. Kondisi ini menunjukkan bahwa masalah gizi tidak hanya menjadi persoalan kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan bangsa.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2024 menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 4,91 %. Ketika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari lulusan Diploma IV, S1, S2, dan S3 sebesar 5,25%.
Dibandingkan Agustus 2023, persentase TPT lulusan Diploma IV, S1, S2, dan S3 mengalami peningkatan sebesar 0,07%. Angka ini menyoroti fakta bahwa masih banyak lulusan perguruan tinggi yang kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi mereka.
Sejalan dengan itu, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menghadirkan program Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Dalam mendukung pelaksanaan SPPI, melalui Perpres Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional, dibentuklah Badan Gizi Nasional, sebuah lembaga baru yang bertugas mengoordinasikan berbagai upaya peningkatan kualitas gizi masyarakat. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah program makan siang gratis untuk anak-anak sekolah, yang juga melibatkan Kementerian Pertahanan RI sebagai mitra strategis.
Peran SPPI dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Program SPPI memberikan peran strategis bagi para sarjana penggerak untuk berkontribusi di lapangan. Dalam konteks makan siang gratis, para sarjana ini bertanggung jawab untuk:
Dengan melibatkan sarjana penggerak, program ini tidak hanya menjadi solusi sementara, tetapi juga menciptakan perubahan jangka panjang dalam perilaku masyarakat terkait pola konsumsi makanan bergizi.
Dampak Positif pada Program SPPI
Program sarjana penggerak memiliki potensi dampak yang signifikan, antara lain:
Tantangan dan Solusi pada Program SPPI
Pelaksanaan program SPPI tentu menghadapi berbagai tantangan, seperti:
SPPI merupakan inisiatif yang inovatif yang menjawab dua kebutuhan utama bangsa: perbaikan kualitas gizi masyarakat dan pemberdayaan para lulusan perguruan tinggi. Melalui SPPI, Prabowo-Gibran tidak hanya memberikan solusi untuk mengatasi stunting dan kekurangan gizi, tetapi juga membuka ruang bagi para sarjana untuk menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
SPPI mampu menghadirkan dampak berkelanjutan yang tidak hanya dirasakan hari ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Jika program ini dijalankan dengan konsistensi dan komitmen, Indonesia dapat menjadi bangsa yang tidak hanya sehat, tetapi juga kompetitif di panggung dunia.