Beijing (ANTARA) - Mengingat umat manusia merupakan sebuah komunitas dengan masa depan bersama, kerja sama yang saling menguntungkan jadi satu-satunya pilihan bagi kelangsungan hidup dan kemakmuran peradaban, tulis sebuah laporan wadah pemikir (think tank) pada Sabtu (27/9).
Laporan bertajuk "Teori tentang Perkembangan Peradaban, Membangun Visi Baru Peradaban dengan Pembangunan sebagai Intinya", tersebut dirilis oleh Xinhua Institute, lembaga think tank nasional China dari Kantor Berita Xinhua.
Kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra berkualitas tinggi yang dipromosikan oleh China, dengan proyek-proyek mata pencaharian yang diluncurkan di lebih dari 150 negara, sedang membangun hubungan peradaban baru dari simbiosis ekonomi dan pertukaran budaya melalui konektivitas infrastruktur, menurut laporan tersebut.
Praktik-praktik semacam itu melampaui pola pikir menang-kalah atau zero-sum geopolitik tradisional, membuktikan bahwa harmoni dan koeksistensi bukan sekadar konsep, melainkan jalur pengembangan peradaban yang dapat diterapkan dan diverifikasi, tambahnya.
Dari mekanisme Kerja Sama Lancang-Mekong, yang membantu mencapai pembangunan bersama di antara negara-negara riparian melalui sumber daya air bersama dan tata kelola ekologi bersama, hingga pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak pada Konvensi Keanekaragaman Hayati, yang membentuk konsensus global tentang perlindungan keanekaragaman hayati, umat manusia telah menunjukkan kearifan praktis dari suatu komunitas dengan masa depan bersama, kata laporan itu.
Upaya-upaya eksplorasi ini membuktikan bahwa hanya dengan merangkul keharmonisan dan koeksistensi, serta mengganti konfrontasi dengan kerja sama, kita dapat mewujudkan koeksistensi yang harmonis dan pembangunan berkelanjutan dari peradaban manusia, urai laporan itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.