Jakarta (ANTARA) - PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) menyiapkan strategi menjaga loyalitas nasabah di tengah rencana kenaikan bunga deposito valuta asing (valas) Himbara, dengan mengoptimalkan layanan korporasi dan penguatan likuiditas.
Chief Personal Banking Officer Hana Bank Stefen Loekito mengatakan penguatan layanan corporate banking, khususnya cash management, dilakukan agar rekening operasional nasabah korporasi tetap berada di Hana Bank. Pendekatan ini penting karena dana tersebut menjadi sumber likuiditas bank.
“Dari sisi corporate banking services-nya, kita akan coba retain di situ. Supaya customer tetap menaruh rekening operasionalnya di kita,” kata Stefen dalam wawancara cegat (doorstop) usai media gathering di Jakarta, Selasa.
Selain itu, imbuh Stefan, perseroan memperluas layanan supply chain financing bagi perusahaan yang dibiayai dan mitra dalam rantai pasoknya. Langkah ini diharapkan bisa menjaga loyalitas nasabah sekaligus mempertahankan perputaran dana di Hana Bank.
“Sehingga customer tidak perlu pindah ke bank lain. Dan kalau ada keperluan forex (transaksi valuta asing), apalagi dengan Korea, di tempat kami bisa lebih seamless,” kata dia.
Stefan menyampaikan, pihaknya terkejut saat Himbara kompak mengumumkan kenaikan bunga deposito valas. Pasalnya, bank asal Korea Selatan ini juga memiliki produk deposito valas karena harus menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Mengenai kemungkinan penyesuaian suku bunga deposito valas, Hana Bank masih bersikap “wait and see”. Stefan mengatakan, Hana Bank akan memantau kondisi pasar dan perkembangan likuiditas valas bersama dengan tim treasury sebelum memutuskan langkah lanjutan.
“Kita tunggu juga, sih, sebenarnya perkembangan berikutnya bagaimana (perkembangan deposito valas Himbara ke depan, apakah bersifat berkelanjutan atau hanya sementara),” kata dia.
Per akhir Juni 2025, dana pihak ketiga (DPK) Hana Bank tercatat sebesar Rp27,71 triliun atau tumbuh 8,79 persen year on year (yoy). Stefen mengamini, deposito menjadi komponen dominan dalam DPK.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, deposito di Hana Bank mencapai Rp17,02 triliun per akhir Juni 2025. Sementara dana murah (CASA) yang terdiri dari giro dan tabungan tercatat sebesar Rp10,67 triliun.
Adapun bunga deposito valas di Hana Bank untuk tenor 1 bulan yakni sebesar 3 persen. Sementara tenor 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan sebesar 3,25 persen. Bunga deposito ini berlaku sejak 21 Juni 2023 untuk nominal penempatan minimal 1.000 dolar AS, merujuk informasi pada halaman website Hana Bank.
Sebelumnya, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) kompak mengumumkan kenaikan suku bunga deposito valas menjadi 4 persen untuk seluruh tiering saldo dan tenor 1 bulan hingga 12 bulan. Perubahan ini akan berlaku efektif mulai 5 November 2025.
Merespons hal ini, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan tidak pernah memberikan arahan kepada Himbara untuk menaikkan suku bunga deposito valas menjadi 4 persen.
Dalam taklimat media di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (29/6), Purbaya mengamini pernah ada diskusi mengenai insentif untuk pemegang valas, namun pembahasan itu dikatakan belum selesai lantaran masih ada risiko yang perlu dihitung.
Tim yang diperintahkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mengukur risiko kebijakan pun baru akan memberikan laporan pada Jumat (3/10), mengingat waktu yang diberikan untuk melakukan perhitungan adalah selama dua minggu.
Di sisi lain, Purbaya menggarisbawahi bahwa dia berprinsip pro-pasar, sehingga strategi kebijakannya akan lebih mendorong suku bunga rendah dan menggerakkan mekanisme pasar dengan dorongan suplai melalui pemberian uang.
“Jadi, kami selalu mengarahkan kebijakan untuk menggerakkan pasar supaya lebih efisien, bukan mendikte,” kata Purbaya.
Baca juga: Hana Bank yakin pertumbuhan laba 15,66 persen pada 2025 bisa dicapai
Baca juga: Akulaku Finance dapat pendanaan Rp200 miliar dari Hana Bank-OK Bank
Baca juga: Hana Bank bukukan laba bersih Rp330 miliar di semester I 2025
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.