Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, mengungkap kemungkinan pemerintah Jepang akan menambah kuota pekerja Indonesia untuk bekerja di Jepang. Ia menegaskan, tenaga kerja terampil asal Indonesia sangat terkenal di Jepang.
"Tenaga kerja Indonesia sangat pekerja, sangat menghormati aturan kami. Dan banyak perusahaan Jepang yang mencari tenaga kerja Indonesia. Dan tentunya sebagian besar dari Anda menganut agama yang berbeda, sehingga kami harus menghormati agama Anda seperti waktu berdoa atau (makanan) Halal. Kami mulai beradaptasi sedikit demi sedikit," kata Masaki dalam konferensi pers di Kedubes Jepang, Jakarta, Selasa (30/9).
Masaki mengatakan, tenaga kerja Indonesia bisa menemukan makanan halal atau menu asal Indonesia seperti nasi goreng hingga Indomie di Jepang. Ia menegaskan, untuk isu gaya hidup di Jepang, tenaga kerja Indonesia tak menemui kendala.
"Pekerjaannya juga sangat nyaman. Tenaga kerja Anda banyak bekerja sebagai perawat di rumah sakit, di sektor perikanan, dan juga di sektor layanan seperti hotel. Tapi kami kini mulai memperluas cakupan kerja seperti transportasi atau pertanian," ungkapnya.
Terlepas dari banyaknya tenaga kerja asal India dan Bangladesh yang datang ke Jepang, Masaki menjamin tenaga kerja Indonesia punya peluang yang besar.
"Ini adalah kompetisi, tapi saya pikir Anda punya keuntungan yang bagus. Jadi pemerintah, perusahaan atau organisasi kami yang bertanggung jawab mengirim atau menerima tenaga kerja telah mengintensifkan koordinasi mereka untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja Indonesia," tuturnya.
Masaki melanjutkan, kehadiran tenaga kerja Indonesia sangat membantu Jepang yang menghadapi masalah demografi. Sebab, Jepang menghadapi kekurangan tenaga kerja akibat penurunan demografi.
"Karena itu kami menerima banyak tenaga kerja asing untuk membantu kami, dan salah satu tenaga kerja asing yang penting adalah Indonesia. Seperti yang sudah saya katakan, tenaga kerja Indonesia sangat penting, sangat terampil, sangat bekerja keras. Itulah kenapa kami meningkatkan jumlah tenaga kerja terampil Indonesia di Jepang," jelasnya lagi.
Ia menyatakan ingin memperluas sektor kerja bagi tenaga kerja Indonesia. Ia menekankan bahwa kerja sama ini tidak hanya membantu masyarakat dan ekonomi Jepang, tapi juga harus menguntungkan Indonesia.
"Orang Indonesia yang bekerja 3 atau 5 tahun di Jepang adalah tenaga kerja terampil, dan mereka akan kembali ke Indonesia untuk menemukan pekerjaan lain, atau mungkin pekerjaan di sektor yang sama. Mereka dapat berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia," ujarnya.
"Mungkin perusahaan Jepang dapat bekerja dengan mereka di sini di Indonesia. Itulah mengapa saya bilang tidak hanya membantu Jepang, tapi juga membantu Indonesia. Ini saling menguntungkan. Kita harus lebih sering mempromosikan tenaga kerja terampil Indonesia datang ke Jepang," pungkasnya.