Partai pro-Uni Eropa memenangkan pemilu Moldova dengan mendapat dukungan lebih dari separuh pemilih. Kemenangan ini menjadi momentum penting, di tengah dugaan intervensi Rusia.
Dikutip dari AFP, Senin (29/9), Presiden Moldova Maia Sandu usai memberikan suaranya memperingatkan intervensi masif Rusia. Sementara layanan keamanan siber Moldova pada Minggu (28/9) mengatakan telah mendeteksi sejumlah upaya serangan terhadap infrastruktur pemilu.
"Yang dinetralkan secara langsung, tanpa mempengaruhi ketersediaan atau layanan integritas pemilu," katanya dalam sebuah keterangan.
Pemerintah Moldova menuduh Rusia menghabiskan ratusan juta "uang kontor" untuk mengintervensi kampanye.
Party of Action and Solidarity (PAS) yang diketuai Maia Sandu memperoleh suara sebesar 50,16% untuk memilih anggota parlemen yang beranggotakan 101 orang. Sementara partai pro-Rusia, Patrioric Bloc, memperoleh suara 24.16%.
"Secara statistik, PAS telah menjamin mayoritas yang rapuh," kata analis dari lembaga pemikir WatchDog.md, Andrei Curararu.
Namun, dia juga memperingatkan bahwa bahaya belum selesai karena pemerintahan yang fungsional sulit dibentuk.
"Kremlin telah mendanai operasi yang terlalu besar untuk mundur dan dapat menggunakan protes, menyuap anggota parlemen PAS, dan taktik lainnya untuk mengganggu pemerintahan pro-Eropa yang stabil," ujarnya.
Uni Eropa Dukung Hasil Pemilu Moldova
Hasil pemilu Moldova ini didukung oleh Uni Eropa. Ketua Uni Eropa Antonio Cista mengatakan, hasil pemilu ini merupakan pesan yang keras dan jelas dari para pemilih di Moldova.
"Rakyat Moldova telah berbicara dan pesan mereka keras dan jelas. Mereka memilih demokrasi, reformasi dan masa depan Eropa, di tengah tekanan dan intervensi Rusia," katanya di X.
"Uni Eropa bersama Moldova. Di setiap langkahnya," lanjutnya.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga memberikan selamat kepada rakyat Moldova atas hasil pemilu.
"Tak ada upaya untuk menebar ketakutan atau perpecahan yang dapat mematahkan tekad kalian," ujarnya.
"Anda membuat pilihan Anda jelas: Eropa. Demokrasi. Kebebasan. Pintu kami terbuka, dan kami akan bersama dengan Anda di setiap langkah. Masa depan di tangan Anda," katanya lagi dalam unggahan di X.
Moldova belum menjadi anggota penuh Uni Eropa. Tapi, Moldova telah diberi status calon anggota Uni Eropa sejak 2022.