Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer (CEO) Citibank N.A., Indonesia (Citi Indonesia) Batara Sianturi menyatakan, pihaknya mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal III 2025 dengan kondisi likuiditas yang kuat dan pendapatan yang tumbuh dua digit.
Ditemui di Jakarta, Rabu, ia menyatakan bahwa rasio antara total kredit yang disalurkan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun (Loan to Deposit Ratio/LDR) Citi Indonesia berada pada level sekitar 50 persen.
Angka tersebut lebih baik daripada rata-rata industri perbankan nasional yang menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencapai 86,05 persen per Agustus 2025.
Batara menuturkan posisi LDR yang rendah menunjukkan kemampuan likuiditas dan permodalan perseroan yang sehat untuk menopang ekspansi bisnis ke depan.
“Kondisi likuiditas dan permodalan kami sangat kuat, seiring suku bunga saat ini yang juga mulai menurun,” ujarnya.
Ia mengatakan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang memberikan sinyal penurunan suku bunga acuan kembali pada akhir tahun ini juga mendorong perbaikan kondisi perbankan nasional.
Batara optimis momentum positif tersebut akan memperkuat kinerja perseroan pada kuartal IV 2025 dan awal 2026.
Ia menyebut pihaknya telah memiliki pipeline pembiayaan yang kuat di berbagai sektor, termasuk korporasi, komersial, hingga sektor publik.
“Kami punya pipeline yang kuat di kuartal IV dan kami harapkan bahwa itu akan direalisasikan tahun ini. Jangan lagi mundur ke 2026,” katanya.
Menurut dia, kualitas portofolio kredit Citi Indonesia juga tetap terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) yang rendah serta efisiensi manajemen risiko yang baik.
“Jadi, itu yang kami lihat karena semua indikator cukup baik kan, portfolio quality (kualitas portofolio) bagus, terutama NPL daripada sektor (perbankan),” ucap Batara Sianturi.
Citi Indonesia dijadwalkan untuk merilis laporan lengkap kinerja perseroan triwulan III 2025 pada 18 November.
OJK mencatat per Agustus 2025, kinerja kredit industri perbankan nasional tumbuh 7,56 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp8.075,0 triliun.
Pada periode yang sama, rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 120,25 persen dan 27,25 persen, masih di atas ambang bata masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,28 persen dan NPL nett 0,87 persen. Loan at Risk (LaR) tercatat sebesar 9,73 persen, relatif stabil seperti di level sebelum pandemi.
Baca juga: Citibank sebut laba perbankan bisa capai 2 triliun dolar AS berkat AI
Baca juga: Riset Citi ungkap industri post-trade global siap transformasi digital
Baca juga: Citi Indonesia cetak laba bersih Rp1,3 triliun pada kuartal II 2025
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.








































