Meski tak pernah menerbitkan karya ilmiahnya, Harriot adalah seorang sarjana produktif yang menemukan berbagai hukum alam sebelum Newton, Descartes, maupun Leibniz. Ia bahkan sempat membuat peta Bulan detail beberapa bulan lebih awal dari Galileo.
Harriot lahir pada 1560, menempuh pendidikan di Oxford University sebelum direkrut oleh negarawan sekaligus penjelajah terkenal, Sir Walter Raleigh. Tugasnya mengajar astronomi dan navigasi bagi para kapten kapal. Ia bahkan ikut berlayar ke Virginia pada 1585, saat ia mempelajari bahasa suku Algonquian dan menulis catatan tentang kehidupan mereka.
Harriot benar-benar tenggelam dalam riset pada 1590-an, ketika mendapat dukungan finansial dari bangsawan kaya, Henry Percy, Earl of Northumberland. Berkat patronase ini, ia menghasilkan ribuan halaman berupa catatan berisi ilmu matematika. Sayangnya, naskah-naskah itu baru dipelajari para sejarawan ratusan tahun setelah ia wafat.
Harriot secara independen menemukan hukum gerak jatuh bebas tanpa mengetahui penelitian Galileo. Ia juga mengembangkan sistem aljabar simbolik modern, yang diduga menginspirasi teori-teori penting Descartes.
Namun, kehidupannya tak selalu mulus. Harriot sempat dipenjara singkat pada 1605 setelah Raleigh dan Northumberland dituduh terlibat dalam Gunpowder Plot, meski ia akhirnya dibebaskan.
Tak lama setelah bebas, ia kembali menatap langit. Pada 26 Juli 1609, Harriot membuat peta Bulan pertama berdasarkan pengamatan teleskop. Sebagai perbandingan, Galileo baru merilis hasil serupa pada awal 1610.
Sayangnya, Harriot tak pernah mempublikasikan temuannya. Sementara itu, Galileo justru meraih ketenaran setelah menerbitkan diagram Bulan sekaligus penemuan bulan-bulan Jupiter.
Catatan Harriot juga memuat gambar bintik matahari pertama yang terlihat lewat teleskop pada Desember 1610. Namun, karena tak dipublikasikan, lagi-lagi Galileo yang mendapat pengakuan.
Mengapa Harriot memilih diam? Tidak ada jawaban pasti. Bisa jadi karena ia sudah cukup dibiayai oleh patronnya, sehingga tak merasa perlu mencari pengakuan publik. Berbeda dengan Galileo yang bergantung pada reputasi ilmiah untuk mendanai risetnya.
Harriot wafat pada 1621 dan namanya nyaris hilang dari sejarah. Baru 150 tahun kemudian, buku-buku catatannya ditemukan di sebuah rumah besar milik keluarga Earl of Northumberland.
Meski begitu, para sejarawan baru benar-benar meneliti karyanya pada abad ke-20. Sayangnya, saat itu nama Galileo sudah lebih dulu terukir kokoh dalam sejarah sebagai orang pertama yang mengamati Bulan dan benda langit lainnya lewat teleskop.