Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution bicara soal bentrokan antara warga dengan pihak PT. Toba Pulp Lestari (TPL) di Desa Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Simalungun. Katanya, kisruh ini, khususnya soal keluhan warga sudah dilaporkan ke pemerintah pusat.
"Keluhan-keluhan seperti ini, sudah kita sampaikan dan sudah kami laporkan juga kepada kementerian, tanggapan berikutnya kita menunggu hasil dari kementerian," kata Bobby saat ditemui usai rapat paripurna di Kantor DPRD Sumut, Medan, Senin (29/9).
Bobby berharap, kedua belah pihak antara warga Sihaporas dengan PT. TPL tidak meluas. Artinya, ada perdamaian yang tercapai.
"Nah, ini masih kita ingin, yang pasti kedua belah pihak ada perdamaian masalah bentroknya," katanya.
Bobby juga menyebutkan sempat ada hubungan yang sulit dengan PT TPL. Sebab, pihaknya sulit meneruskan pembangunan jalan di daerah Simalungun.
"Ini yang mengeluh bukan hanya masyarakat saja, kami juga mau izin menggunakan pembangunan jalan saja, memang TPL agak sulit. Kita kemarin agak tertunda juga pembangunan jalan," pungkasnya.
Sebelumnya Kasubbag Humas Polres Simalungun, Joe Harahap, mengatakan bahwa konflik itu dipicu karena sengketa yang sudah lama berlangsung.
"Warga mengeklaim lahan itu sebagai tanah ulayat, sementara perusahaan menyebutnya sebagai HGU. Perselisihan ini yang jadi akar masalah," kata Joe
Sementara itu Direktur PT TPL, Jandres Halomoan Silalahi, menyebut bentrokan dipicu oleh sekelompok orang yang diduga provokator.
“Peristiwa ini diduga sudah direncanakan sebelumnya oleh sekelompok orang yang tidak dikenal,” katanya dalam konferensi pers di Medan, Selasa (23/9).
Menurut Jandres, konflik bermula sekitar pukul 08.25 WIB ketika puluhan orang mengadang karyawan yang hendak bekerja. Upaya negosiasi tidak berhasil, hingga mereka melarang aktivitas pemanenan dan penanaman.
Tak lama kemudian, kelompok itu kembali dengan membawa tongkat kayu berduri, batu, dan bom molotov. Sekitar pukul 08.52 WIB mereka menyerang karyawan dan tim keamanan.
Puncaknya, pada pukul 09.29 hingga 09.58 WIB, aksi anarkis berupa pelemparan batu dan pemukulan terjadi, mengakibatkan lima pekerja (satu perempuan, empat laki-laki) luka berat.