Terdapat temuan cemaran radioaktif Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang. Dekontaminasi pun dilakukan.
Adapun sumber radiasi berupa scrap metal seberat 700 kilogram dari lapak penampungan besi di Desa Barengkok. Sumber itu kemudian dibawa menuju interim storage yang telah disiapkan di Kawasan Industri Modern Cikande.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofik melakukan peninjauan langsung proses dekontaminasi radioaktif Cesium-137 (C-137) tersebut.
Penanganan dekontaminasi dilakukan oleh tim gabungan dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Sat KBR Brimob Polda Banten dengan menggunakan alat pelindung lengkap.
Faisol menegaskan, pemerintah menaruh perhatian serius terhadap isu cemaran radionuklida tersebut. Berdasarkan keterangan para ahli, C-137 merupakan zat radioaktif yang hanya diproduksi melalui reaksi fusi nuklir.
“Di Indonesia tidak ada reaktor nuklir, sehingga dimungkinkan bahan ini berasal dari luar negeri dan masuk tanpa kontrol ketat. Karena itu pemerintah membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini di Cikande,” ujarnya, Selasa (23/9).
Ia menjelaskan, proses dekontaminasi dimulai dengan metode pembersihan bertahap. Limbah yang sudah ditangani akan ditempatkan sementara di PT Peter Metal Teknologi (PMT) sebelum dipindahkan ke fasilitas penyimpanan jangka panjang.
“Kegiatan ini akan berlangsung beberapa waktu hingga semua area benar-benar bersih dan aman bagi masyarakat. Pemerintah sangat hati-hati dan serius dalam penanganan ini, merujuk pada pengalaman serupa yang pernah terjadi di Batan Indah pada 2019,” ujar Faisol.
Selain itu, lanjut Faisol, area terdampak di wilayah Cikande sudah dilokalisir dengan tanda khusus. Termasuk akan dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap masyarakat dan petugas yang terlibat.
“Para ahli menyarankan agar di sekitar lokasi ditanami bunga matahari, karena tanaman ini memiliki kemampuan menyerap radiasi dari radionuklida. Rekomendasi tersebut akan kita tindak lanjuti,” jelasnya.
Kepala Pusat Teknologi Bahan Nuklir dan Limbah Radioaktif BRIN, Maman Kartaman, mengatakan paparan radiasi radioaktif Cs-137 itu sudah turun drastis usai dilakukan dekontaminasi.
Menurutnya, paparan radiasi radioaktif Cs-137 di sebuah tempat pengepulan barang bekas di Kawasan Industri Modern Cikande sempat menyentuh angka 1.200 mikrosievert per jam.
“Awalnya di lapak ini ditemukan satu lokasi dengan paparan radiasi cukup tinggi, mencapai 1.200 mikrosievert per jam, terutama di area tumpukan sisa peleburan logam. Setelah dilakukan pembersihan dan pengangkutan material terkontaminasi, hasil pengukuran ulang menunjukkan paparan turun drastis hingga di bawah 1 mikrosievert per jam,” ungkap Maman.
Ia menjelaskan, material yang terkontaminasi umumnya berupa logam sisa peleburan dalam bentuk bungkahan kecil maupun serpihan.