Bogota, Kolombia (ANTARA) - Puluhan pengunjuk rasa masyarakat adat bersenjatakan tongkat menerobos perimeter keamanan dan sempat menyerbu tempat berlangsungnya Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Belem, Brasil, yang menyebabkan bentrokan dengan personel keamanan PBB.
Konfrontasi terjadi pada Selasa malam (11/11) ketika para delegasi internasional berusaha meninggalkan Parque da Cicade.
Tuntutan utama para pengunjuk rasa berpusat pada hak atas tanah, keadilan ekonomi, dan penolakan terhadap ekspansi bahan bakar fosil.
Mereka membawa bendera dan poster bertuliskan slogan-slogan seperti "Tanah kami tidak untuk dijual" dan "Kami tidak bisa makan uang... Kami ingin tanah kami bebas dari agribisnis, eksplorasi minyak, penambang ilegal, dan penebang liar."
Kelompok tersebut juga meneriakkan tuntutan untuk "memajaki para miliarder" atas perang mereka dalam menciptakan "panas" yang memperburuk krisis iklim.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva juga menjadi sasaran yel-yel terkait eksplorasi minyak di muara Sungai Amazon.
"Pemerintah Lula, memalukan, kalian merusak iklim dengan pengeboran ini." Tim keamanan PBB akhirnya mengusir para pengunjuk rasa dari area tersebut, tetapi sebelumnya terjadi bentrokan kecil di dekat pintu masuk, yang segera dibarikade oleh petugas keamanan dengan meja-meja.
Pers lokal melaporkan bahwa setidaknya dua petugas keamanan terluka dalam bentrokan tersebut.
Seorang petugas mengalami luka di dahi setelah dipukul drum atau stik drum, dan seorang lainnya dilaporkan terkena pukulan di kepala. Petugas keamanan menyita beberapa tongkat yang dibawa oleh para pengunjuk rasa.
Hanya sedikit wilayah yang merasakan dampak perubahan iklim terhadap kesehatan sebesar dampak di Amazon, tempat Belem berada. Pada 2024, wilayah tersebut dilanda kekeringan ekstrem, yang diperparah oleh beberapa kebakaran.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Delegasi RI tanam pohon untuk imbangi emisi perjalanan ke COP30 Brasil
Baca juga: Dukung Brazil di COP30, Prabowo utus Hashim pimpin delegasi RI
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 week ago
20







































