Arab Saudi dikabarkan tengah bersiap membuka dua toko alkohol baru, termasuk satu di kawasan perusahaan minyak negara Aramco. Hal itu merupakan langkah baru dari kerajaan dalam melonggarkan berbagai pembatasan di bawah arahan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Mengutip Reuters, pembukaan gerai akan dilakukan di Provinsi Timur, Dhahran, serta satu gerai untuk diplomat di kota pelabuhan Jeddah. Langkah itu dianggap menjadi tonggak lanjutan dalam agenda liberalisasi sosial kerajaan. Pada 2024, Arab Saudi membuka toko alkohol pertama untuk diplomat non-muslim di ibu kota Riyadh, gerai pertama sejak larangan diberlakukan 73 tahun lalu.
Salah satu sumber mengatakan, toko baru di Dhahran akan dibangun di dalam kompleks milik perusahaan minyak dan gas, Saudia Aramco. Gerai itu nantinya akan melayani pekerja non-muslim di perusahaan tersebut, setelah otoritas Saudi memberi tahu mereka mengenai rencana tersebut.
Dua sumber lainnya menyebutkan sebuah toko alkohol ketiga juga tengah dipersiapkan untuk diplomat non-muslim di Jeddah, tempat banyak negara memiliki kantor konsulat. Kedua toko tersebut diperkirakan dibuka pada 2026, meski belum ada jadwal resmi yang diumumkan.
Pihak kantor media pemerintah belum memberikan jawaban terkait rencana pembukaan dua gerai alkohol yang sebelumnya belum pernah diberitakan tersebut. Aramco juga menolak berkomentar. Perubahan aturan yang diumumkan secara resmi juga tidak dilakukan sejak toko alkohol di Riyadh dibuka di sebuah bangunan sederhana di kawasan diplomatik yang oleh sebagian diplomat dijuluki “bunker minuman keras”.
Dua sumber menyebutkan, toko di Riyadh kini juga melayani pemegang Premium Residency non-Muslim, status yang diberikan kepada wirausahawan, investor besar, dan individu dengan keahlian khusus. Sebelum toko tersebut beroperasi, alkohol di Arab Saudi biasanya hanya diperoleh lewat paket diplomatik, pasar gelap, atau produksi rumahan. Sementara itu, di negara Teluk lain (kecuali Kuwait), alkohol tersedia dengan beberapa pembatasan.
Reformasi Mencakup Acara Publik hingga Perempuan Mengemudi
Meskipun alkohol tetap dilarang bagi mayoritas warga, di bawah reformasi bin Salman baik warga Saudi maupun ekspatriat kini dapat melakukan aktivitas yang sebelumnya dianggap mustahil, mulai dari berdansa di pesta musik di gurun hingga pergi ke bioskop.
Reformasi lainnya termasuk mengizinkan perempuan mengemudi pada 2017, melonggarkan aturan pemisahan gender di ruang publik, serta mengurangi kewenangan polisi agama secara signifikan. Kerajaan juga tengah melonggarkan berbagai aturan untuk menarik wisatawan dan bisnis internasional sebagai bagian dari rencana ambisius diversifikasi ekonomi agar tidak terlalu bergantung pada minyak.
Pada Mei lalu, sebuah laporan media yang diberitakan media internasional setelah muncul di sebuah blog wine mengeklaim Pemerintah Saudi berencana mengizinkan penjualan alkohol di kawasan wisata menjelang penyelenggaraan Piala Dunia 2034. Namun, pejabat Saudi membantah laporan tersebut dan tidak menyebutkan sumber informasi.
Laporan tersebut sempat memicu perdebatan sengit di dunia maya. Raja Saudi juga memegang gelar Penjaga Dua Kota Suci yaitu Makkah dan Madinah yang membuat isu alkohol menjadi sangat sensitif. Meskipun liberalisasi sosial berlangsung cepat, isu alkohol ditangani dengan pendekatan lebih hati-hati.
Arab Saudi kini agresif mengembangkan sektor pariwisata lokal, termasuk proyek besar Red Sea Global yang berencana membuka 17 hotel baru pada Mei 2026 mendatang. Namun, seluruh resor ultra-mewah itu tetap tidak menyediakan alkohol.
“Kami memahami bahwa sebagian wisatawan internasional ingin menikmati alkohol saat berkunjung ke destinasi Saudi, tetapi sejauh ...

3 hours ago
1






































