Induk Jobstreet, SEEK, menyebut Indonesia sebagai pusat target penipuan lowongan kerja di kawasan Asia Pasifik. Ada lima sektor pekerjaan di dalam negeri yang menjadi sasaran utama.
Pada posisi pertama ada Administration & Office Support, dengan total pekerjaan yang terdeteksi penipuan sebesar 29,36 persen. Kategori itu disusul oleh Manufacturing, Transport & Logistics sebesar 21,06 persen, Retail & Consumer Products sebesar 12,23 persen, Trades & Services sebesar 7,98 persen, dan Hospitality & Tourism sebesar 5,74 persen.
“Indonesia sebagai salah satu sasaran penipuan lowongan pekerjaan ini sangat mengkhawatirkan dan mengkonfirmasi urgensi yang tinggi. Kita tidak lagi hanya berbicara soal kerugian finansial, tetapi juga risiko keamanan serius di mana job scam telah berevolusi menjadi pintu masuk kejahatan terorganisir seperti Tindak Pidana Perdagangan Orang yang menyasar warga Indonesia,” kata Operations Director Indonesia, Jobstreet by SEEK, Willem Najoan, dikutip Senin (24/11).
Dalam kategori pekerjaan di bidang Administration & Office Support, peran yang paling banyak terdapat penipuan lowongan adalah untuk peran pekerjaan seperti admin toko online, admin e-commerce, dan data entry. Sementara itu untuk kategori Manufacturing, Transport & Logistics, penipuan iklan lowongan kerja menargetkan posisi operasional gudang seperti staff gudang.
Terkait Indonesia.yang menjadi sasaran utama penipuan lowongan kerja, SEEK mencatat mencatat bahwa 38 persen penipuan lowongan kerja di Asia Pasifik menyasar Indonesia.
Hal ini menjadikannya yang terbesar, adapun Filipina menyusul dengan persentase 20 persen. Sementara untuk kawasan Asia, Indonesia menjadi target penipuan lowongan kerja yang menyumbang 62 persen kasus.
Selain itu, SEEK juga menemukan pola unik di mana pelaku penipuan menunjukkan strategi penargetan yang canggih dan berbeda-beda.
Dalam hal ini penipu melakukan cara berbeda dalam penipuan di Australia dan Selandia Baru dengan enam negara Asia lain yakni Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Temuan ini didapatkan dari periode Juli 2024-Juni 2025.
“Kami melihat para penipu ini menjadi semakin canggih dalam menargetkan tiap pasar yang berbeda. Mereka menyesuaikan pendekatan mereka untuk setiap pasar, dengan menargetkan jenis pekerjaan dan industri di mana mereka tahu para pencari kerja berada di posisi paling rentan,” kata Tom Rhind, Head of Trust & Safety, SEEK.
Di Indonesia, para penipu juga sudah menggunakan AI. Modus yang sering digunakan adalah dengan menyamar sebagai Jobstreet dan menghubungi kandidat yang menjadi target melalui berbagai platform mulai SMS sampai media sosial.
Salah satu yang terbanyak terjadi adalah tawaran kerja paruh waktu seperti memberikan tugas like atau ...

10 hours ago
6




































