Beijing (ANTARA) - Tiongkok mencatat kemajuan signifikan dalam transisi energi hijau dan rendah karbon melalui langkah-langkah untuk mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan, menurut buku putih yang dirilis Sabtu.
Buku putih berjudul “Carbon Peaking and Carbon Neutrality: China’s Plans and Solutions” yang diterbitkan Kantor Informasi Dewan Negara Tiongkok itu menyebutkan, porsi konsumsi energi non-fosil naik dari 16 persen pada 2020 menjadi 19,8 persen pada 2024.
Hingga akhir Agustus 2025, kapasitas terpasang tenaga angin dan surya mencapai lebih dari 1.690 gigawatt (GW), atau tiga kali lipat dari 2020, dan menyumbang sekitar 80 persen dari tambahan kapasitas pembangkit baru sejak 2020.
Selain itu, kapasitas pembangkit listrik tenaga air reguler tercatat sekitar 380 GW, dan pembangkit listrik tenaga air dengan sistem penyimpanan mencapai 62,37 GW.
Pada periode yang sama, Tiongkok memiliki 112 unit tenaga nuklir yang beroperasi, dalam pembangunan, atau telah disetujui, dengan kapasitas gabungan 125 GW, tertinggi di dunia, sementara kapasitas pembangkit biomassa mencapai 46,88 GW.
Menjelang akhir 2024, Tiongkok juga memimpin dunia dalam kapasitas produksi tahunan hidrogen hijau lebih dari 150.000 ton, menurut laporan tersebut.
Selain mempercepat energi bersih, Tiongkok juga meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi fosil serta memperkuat keandalan dan ketahanan sistem kelistrikan guna mencapai target puncak emisi karbon sebelum 2030 dan netral karbon sebelum 2060.
Penerbitan buku putih ini bertepatan dengan peringatan 10 tahun Perjanjian Paris, menyoroti pencapaian utama Tiongkok dalam lima tahun terakhir dan membagikan pengalaman serta solusi dalam mencapai target iklim global.
Pewarta: Xinhua
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

2 weeks ago
14






































