Terjadinya Krisis Moral Pendidikan

1 month ago 29
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Rasanya sudah biasa kita mendengar ada guru yang dikriminalisasi, siswa yang tidak lagi menghargai sekolah, peserta didik yang mengalami perundungan, dan kasus-kasus moral lainnya.

Belum lama ini terjadi pula beberapa kasus, sebut saja misalnya kasus di SMAN 1 Cimarga Banten, dimana kepala sekolah menampar siswa karena merokok di sekolah, kemudian tuduhan penggunaan narkoba seorang siswa di SMK Palembang oleh gurunya yang juga viral, dan terkini kasus bunuh diri mahasiswa Universitas Udayana dengan mencuatkan dugaan perundungan dan nir-empati dari beberapa rekannya.

Ada benang merah dari beberapa kejadian ini, yaitu tentang retaknya fondasi moral pendidikan kita. Sebagai akibat dari sebuah kondisi di mana pendidik, orang tua, dan masyarakat - sebagai tiga pilar utama pendidikan - tidak lagi berjalan dalam satu arah.

Pendidikan yang Kehilangan Jiwa

Pendidikan di Indonesia selama ini sering dipahami sebagai urusan institusi pendidikan belaka. Anak diserahkan pagi-pagi, dijemput sore, dan di antara waktu itu, tanggung jawab moral, karakter, serta kedisiplinan dianggap otomatis menjadi tugas pendidik.

Padahal, dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, institusi pendidikan hanyalah “bagian dari taman hidup yang lebih besar”, di mana keluarga, masyarakat, dan negara bersama-sama menumbuhkan budi pekerti anak.

Namun realitasnya kini: guru diminta mendidik tanpa dukungan moral rumah, dan masyarakat sibuk menghakimi tanpa mau memahami.

Ketika Guru Kehilangan Wibawa

Beberapa fenomena di atas memperlihatkan betapa rapuhnya posisi guru di mata sosial. Di satu sisi, mereka dituntut untuk keras, tegas, dan membentuk karakter; di sisi lain, setiap tindakan tegas berisiko viral, dilaporkan, atau disalahpahami.

Akhirnya, banyak guru memilih diam, pasif, dan fokus menyelesaikan administrasi - bukan lagi mendidik jiwa siswa.

Seorang psikolog pendidikan, Dr. Anisa Putri, M.Psi, menyebut kondisi ini sebagai “burnout sosial guru”, kelelahan emosional yang muncul bukan hanya karena beban kerja, tapi karena hilangnya penghargaan moral terhadap profesi guru.

“Guru yang niatnya mendidik sering justru diserang karena salah cara. Sementara guru yang acuh malah aman. Ini menunjukkan lingkungan sosial kita sudah kehilangan keseimbangan nilai,” ujarnya dalam wawancara dengan EduPost.id (2025).

Orang Tua Melepas Tanggung Jawab

Di sisi lain, banyak orang tua kini hadir hanya saat anaknya bermasalah. Padahal, pendidikan karakter tidak bisa dimulai dari sekolah, melainkan dari rumah.

Disiplin, sopan santun, tanggung jawab, dan rasa hormat pada guru adalah “warisan perilaku” yang seharusnya dibentuk di lingkungan keluarga. Namun, ketika anak berbuat salah, sebagian orang tua justru sibuk mencari pembenaran atau pembalasan.

Fenomena ini memperlihatkan pergeseran nilai di masyarakat. Orientasi “mendidik anak menjadi baik” menjadi “melindungi anak dari konsekuensi kesalahannya”. Inilah awal dari krisis moral pendidikan: ketika salah dianggap wajar, dan yang menegakkan aturan justru disalahkan.

Sekolah Tak Lagi Menjadi Ruang Keteladanan

Sekolah hari ini sering kali terjebak dalam rutinitas administratif: laporan, kurikulum, dan proyek.

Dalam suasana seperti ini, nilai-nilai pendidikan yang seharusnya menjadi ruh, seperti kejujuran, hormat, disiplin, dan kasih, perlahan menguap dan sirna.

Kepala sekolah dan guru tidak lagi punya ruang untuk membangun karakter, karena waktu mereka habis untuk memenuhi format laporan dan instruksi birokrasi. Akibatnya, pendidikan berubah menjadi kegiatan teknis, bukan proses mor...

Read Entire Article