PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melaporkan rugi bersih sebesar USD 175 juta atau setara Rp 2,91 triliun pada kuartal III 2025. Salah satu penyebabnya adalah penghentian sementara operasional smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sejak Juli 2025.
Presiden Direktur Amman, Arief Sidarto, mengatakan selama sembilan bulan pertama tahun 2025, perusahaan mencatat penjualan bersih sebesar USD 545 juta, didukung oleh penjualan emas yang dimulai pada Juli 2025. EBITDA meningkat menjadi USD 279 juta dengan margin 51 persen.
“Perusahaan melaporkan rugi bersih sebesar USD 175 juta, terutama disebabkan oleh berbagai kendala dalam ramp-up smelter dan larangan ekspor konsentrat sejak awal tahun ini,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/10).
Perusahaan mencatat rugi bersih sebesar USD 175 juta hingga September 2025, berbalik dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar USD 720 juta. Hal ini disebabkan oleh dimulainya penjualan emas murni dan katoda tembaga.
Selama sembilan bulan pertama 2025, total belanja modal Amman mencapai USD 1,058 miliar, turun 24 persen dari USD 1,392 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini mencerminkan kemajuan menuju penyelesaian proyek-proyek ekspansi.
Per 30 September 2025, total utang Amman tercatat USD 6,262 miliar, naik 46 persen dibandingkan Desember 2024. Dengan total kas dan setara kas sebesar USD 676 juta, total utang bersih perusahaan menjadi USD 5,586 miliar.
“Profil jatuh tempo utang telah disusun untuk mendukung program ekspansi kami dengan jadwal pembayaran kembali yang terkonsentrasi di akhir masa pinjaman,” lanjut Arief.
Arief mengatakan fasilitas smelter perusahaan mengalami penghentian operasi sementara pada Juli dan Agustus 2025 karena perbaikan pada Flash Converting Furnace dan pabrik asam sulfat.
“Selama proses perbaikan berlangsung, kami tetap mengupayakan operasi parsial secara hati-hati untuk meningkatkan produksi tanpa mengorbankan keselamatan,” jelas Arief.
Ia menambahkan, proses perbaikan komponen utama yang sangat kompleks akan berlanjut hingga paruh pertama tahun 2026.
Dari sisi pertambangan, operasi tetap berjalan sesuai rencana. Volume bijih segar yang ditambang meningkat lebih dari dua kali lipat pada kuartal III dibanding kuartal II 2025.
Strategi perusahaan lainnya mencakup proyek ekspansi utama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), regasifikasi LNG, serta perluasan pabrik konsentrator. Proyek-proyek ini ditargetkan beroperasi tahun depan untuk meningkatkan efisiensi energi, kapasitas pengolahan, dan daya saing jangka panjang Amman.
Produksi dan Penjualan Turun
Amman mencatat volume material yang ditambang selama sembilan bulan 2025 turun 6 persen secara tahunan (year-on-year). Arief menjelaskan, penurunan ini wajar karena volume tambang 2024 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah ...

3 weeks ago
31






































