Ukraina mengungkapkan fasilitas energinya diserang Rusia menggunakan drone dan rudal, Kamis (30/10) waktu setempat. Serangan tersebut menewaskan empat orang dan melukai anak-anak.
Serangan itu terjadi ketika pasukan Rusia mengatakan telah merebut dua desa di Ukraina timur dan selatan.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Rusia telah menargetkan warga sipil dan fasilitas energi di sembilan wilayah dan ibu kota Kiev dengan serangan tersebut.
"Kami berharap Amerika, Eropa, dan negara-negara G7 tidak mengabaikan niat Moskow untuk menghancurkan segalanya," kata Zelensky dikutip dari AFP, Jumat (31/10).
DTEK, perusahaan energi swasta terbesar di Ukraina, mengatakan pembangkit listrik rusak di berbagai wilayah, tanpa menyebutkan wilayah mana.
CEO DTEK, Maxim Timchenko, menyebut serangan itu menjadi pukulan telak bagi upaya untuk menjaga pasokan listrik tetap mengalir pada musim dingin ini.
Operator listrik nasional Ukrenergo mengatakan serangan itu telah menempatkan sistem energinya dalam situasi sulit. Pemadaman listrik akan berlangsung di seluruh negeri hingga Kamis malam.
Pemadaman listrik juga akan diberlakukan di semua wilayah pada hari Jumat.
Di wilayah barat Lviv, yang berbatasan dengan negara anggota NATO dan Uni Eropa, Polandia, gubernur wilayah tersebut mengatakan dua fasilitas energi terkena dampak.
Kementerian Energi mengatakan sejumlah besar konsumen terputus dari pasokan listrik akibat serangan tersebut.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak besar-besaran terhadap lokasi industri militer, infrastruktur energi, dan pangkalan udara Ukraina.
Kremlin telah menyerang infrastruktur listrik Ukraina setiap musim dingin sejak invasi pada 2022, yang memaksa Kiev untuk memberlakukan pembatasan listrik dan mengimpor energi dari luar negeri.

3 weeks ago
12






































