Sebagai pencinta anabul alias "anak bulu" seperti kucing, Tyas Mirasih mengaku rela mengeluarkan budget lebih agar peliharaannya tersebut tetap sehat dan makannya terjaga. Hal ini ia ungkapkan dalam sesi talkshow di booth Taste of the Wild di Indonesia International Pet Expo (IIPE) 2025, Ice BSD, Tangerang.
Perempuan berusia 38 tahun itu memang sudah sejak lama menjadi pencinta kucing. Dia memelihara 23 ekor kucing di rumahnya. Dia juga suka menyelamatkan atau me-rescue kucing di jalanan.
Sementara itu, dalam menjaga kesehatan dan asupan pakan kucingnya, Tyas mengaku enggak sembarangan memilih cat food. Dalam memilih makanan kucing, Tyas juga harus memastikan bahwa pakannya bernutrisi tinggi dan tidak memiliki efek samping terhadap kucing-kucingnya.
"Sudah setahunan ini aku coba kasih kucingku makan Taste of the Wild, dan cocok sama kucing-kucing aku karena memang tinggi protein, enggak bikin mereka mencret dan muntah. Brand ini juga sudah legend di US jadi aku percayalah. Anak-anak aku aman banget makan ini, cuma kantongku aja yang enggak aman," tuturnya sambil bercanda.
Meski mengaku terkadang kantongnya tidak aman, tak lantas bikin Tyas menyusun anggaran khusus untuk berbelanja makanan kucing setiap bulannya.
"Aku kalau bulanan enggak di-budgetin, sih, jadi aku biasanya belinya buat nyetok, jadi kadang-kadang walaupun belum habis aku sudah nyetok. Jadi kalau memang budget per bulan memang enggak pernah disiapin. Belanja sampai buat dua, tiga bulan sekali," ujarnya.
Tyas juga mengatakan biasa menyetok makanan kering atau dry food sebanyak 20 kilogram untuk dua minggu.
"Kita mendingan ngeluarin biaya lebih untuk makanannya daripada biaya ke dokternya, karena susah juga kan, ya kalau binatang itu kalau sudah sakit dia kan enggak bisa ngomong kayak manusia. Jadi aku lebih mengusahakan asupannya maksimal untuk mengurangi risiko sakit, karena kan enggak ada juga, ya BPJS buat kucing," ucapnya kepada para awak media saat ditemui Sabtu (1/11).
Selain makanan, Tyas juga menjaga kebersihan di rumahnya. Dia mengaku memisahkan tempat tinggal antara kucing jantan dan betina untuk mengurangi risiko perkawinan yang terlalu sering.
"Jadi dipisah karena untuk menghindari biar enggak ada kawin-kawin yang tidak terelakkan gitu kan. Walaupun kadang-kadang pengen, sih dikumpulin jadi satu, cuma kalau dikumpulin jadi satu semuanya kayaknya berabe, deh. Jadi aku biasa pisahin, kalau memang mau dikawinin gitu, ya, aku menyediakan ruangan khusus," kata istri dari Tengku Tezi itu.

2 weeks ago
19






































