“Jumlah penumpang kereta di Jawa dan non-Jawa termasuk kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh, yang berangkat pada bulan September 2025 sebanyak 45,0 juta orang atau turun 1,23 persen dibanding bulan sebelumnya,” tulis Berita Resmi Statistik BPS, Senin (3/11).
Dari total penumpang tersebut, komuter Jabodetabek masih mendominasi dengan 28,7 juta orang atau 63,84 persen dari total penumpang kereta. Namun, penurunan terjadi di hampir semua jenis layanan kereta.
“Penurunan jumlah penumpang terjadi di wilayah/rute komuter Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh masing-masing turun 0,71 persen; 1,45 persen; 3,79 persen; 1,81 persen; 2,66 persen; dan 11,29 persen,” tulis BPS.
Jumlah penumpang Whoosh pada September tercatat sebanyak 473.600 penumpang. Lebih rendah dari Agustus yang mencapai 533.900 penumpang. Meski ada perlambatan bulanan, secara kumulatif sektor perkeretaapian masih tumbuh positif.
“Secara kumulatif, jumlah penumpang kereta selama Januari–September 2025 mencapai 402,5 juta orang atau naik 8,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Peningkatan jumlah penumpang terjadi di semua wilayah/rute komuter Jabodetabek, Jawa non-Jabodetabek, non-Jawa, kereta bandara, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh masing-masing naik sebesar 5,47 persen; 9,32 persen; 11,61 persen; 17,00 persen; 13,88 persen; 33,90 persen; dan 3,56 persen,” ungkap BPS.
Selain kereta, BPS juga mencatat dinamika di moda transportasi lain. Penumpang pesawat domestik turun 5,13 persen menjadi 4,8 juta orang, sedangkan penumpang internasional turun 6,96 persen menjadi 1,8 juta orang. Volume barang udara domestik ikut turun 9,02 persen menjadi 49,4 ribu ton.
Untuk angkutan laut, jumlah penumpang turun 5,62 persen menjadi 2,3 juta orang, sementara barang yang diangkut naik tipis 0,45 persen menjadi 43,4 juta ton. Di sisi lain, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan justru mencatat kenaikan. Pudji menyampaikan,
Secara keseluruhan, jumlah penumpang angkutan sungai, danau, dan penyeberangan pada September 2025 sebanyak 3,9 juta orang atau naik 1,46 persen dibandingkan dengan Agustus 2025.
Saat ini, pemerintah memang sedang menyelesaikan permasalahan utang kereta cepat Whoosh. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan bahwa pembiayaan utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh akan melibatkan negara, termasuk kemungkinan dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
AHY menjelaskan, pembahasan mengenai restrukturisasi proyek Whoosh telah dilakukan bersama Sekretaris Kabinet dan Menteri Sekretaris Negara.
“Pemerintah, APBN, pasti akan menjadi bagian. Namun untuk spesifikasinya akan disampaikan pada kesempatan lain. Yang jelas, tadi kita bicara infrastruktur di berbagai negara, dan tentunya negara akan hadir di situ,” kata AHY di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (3/11).
Ia menegaskan, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar pemerintah memberikan kepastian dan solusi terkait pembiayaan proyek tersebut.

3 weeks ago
8






































