Jakarta (ANTARA) - Pengamat hubungan internasional Andrea Abdul Rahman Azzqy menilai bahwa Indonesia dan Brasil memiliki potensi untuk meningkatkan sektor perdagangan dan investasi.
"Sebenarnya ada potensi kenaikan di sektor perdagangan dan investasi terutama kelapa sawit, karet dan nikel, mengingat volume perdagangan pada 2024 mencapai 6,6 miliar dolar AS (sekitar Rp109 triliun)," kata Andrea saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Andrea mengatakan terdapat juga potensi investasi di sektor bioenergi, yang dapat memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Indonesia juga merupakan pengimpor daging sapi dan bibit tanaman dari Brasil.
Andrea menambahkan bahwa muncul tantangan, di mana Indonesia kemungkinan dapat menghadapi defisit karena nilai impor lebih besar dibanding ekspor sehingga diperlukan negosiasi dengan keterlibatan menteri luar negeri, menteri perdagangan dan menteri perindustrian.
Lebih lanjut, Andrea mengatakan ada beberapa keuntungan strategis yang dapat diperoleh Indonesia dari Brasil dalam kerangka BRICS.
"Terutama diversifikasi ekonomi, itu jelas, karena ada masalah tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump yang cukup mengganggu," katanya.
Terkait pengaruh geopolitik, katanya, Indonesia berpotensi untuk kembali menjadi jembatan bagi South-South Cooperation (SSC), tanpa campur tangan kuat dari Barat.
"Terkait dengan teknologi dan keamanan, Brasil cukup canggih dan maju terutama di bidang aviasi. Indonesia berpeluang untuk berpartner terkait urusan peralatan pertahanan dengan Brasil," katanya.
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva melakukan kunjungan kenegaraan di Jakarta, yang merupakan bagian dari lawatan luar negerinya di Asia Tenggara.
Lawatan Presiden Lula di Jakarta sekaligus menjadi kunjungan balasan setelah Presiden Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan Brasil di Brasilia pada 9 Juli 2025.
Baca juga: Prabowo: RI-Brasil ingin gencatan senjata segera di Palestina, Ukraina
Baca juga: Pakar sebut RI-Brasil jadi kekuatan besar dorong reformasi PBB
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

1 month ago
28






































