2 weeks ago
11
PBB (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah mitranya sedang memperluas respons mereka setelah gempa bumi yang mengguncang bagian utara Afghanistan pada awal pekan ini, kata Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal (sekjen) PBB Farhan Haq, Kamis (6/11).
Berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers harian, Haq mengatakan bahwa menurut otoritas setempat, 25 orang tewas dan hampir 1.000 orang luka-luka akibat gempa bumi pada Senin (3/11), seraya menambahkan bahwa berdasarkan asesmen PBB terdapat sekitar 800 rumah yang rusak.
Prioritas mendesak saat ini mencakup penyediaan penampungan darurat, pakaian hangat, bantuan tunai untuk kebutuhan terkait pemanas, serta paket perbaikan bagi rumah-rumah yang rusak. Dia menambahkan ada juga kebutuhan mendesak akan dukungan kesehatan tambahan, terutama klinik keliling, layanan penanganan trauma di daerah terpencil, serta ketersediaan ambulans dan fasilitas rujukan.
PBB dan sejumlah mitranya sedang berada di lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan, kata sang jubir. Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM) menyediakan tenda, paket perlengkapan tempat darurat, dan selimut; Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) dan mitranya mendistribusikan pakaian dan paket kebersihan; sementara Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) menyalurkan paket makanan, termasuk biskuit padat nutrisi.
Dalam bidang kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitranya telah menyalurkan pasokan medis darurat dan membantu otoritas setempat dalam koordinasi dan penyediaan layanan, kata Haq.
"PBB terus mendesak negara-negara anggota untuk mendukung rakyat Afghanistan dalam memenuhi kebutuhan kemanusiaannya. Rencana Kebutuhan dan Respons Kemanusiaan senilai 2,4 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.707) baru terdanai 35 persen, dengan dana sebesar 857 juta dolar AS telah diterima sejauh ini," kata Haq.
Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
