Pakar Keamanan Siber: Tantangan Pemuda Jaga Kedaulatan Bangsa pada Era Algoritma dan Metaverse

3 weeks ago 15
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 28 Oktober 1928 silam, para pemuda Indonesia berikrar untuk menaklukkan sekat-sekat primordial, perbedaan suku, bahasa, dan wilayah. Kini, di era Revolusi Industri 4.0 dan era Masyarakat 5.0, tantangan itu telah berevolusi. Medan juang generasi muda telah bergeser dari konfrontasi fisik di dunia nyata ke sebuah lanskap digital yang tak kasat mata.

Pengamat keamanan siber dan politik internasional, Miftahul Ulum mengungkapkan medan juang bagi generasi muda Indonesia, yakni dunia metaverse, kecerdasan buatan (AI), dan algoritma. Ketiganya, menurut Ulum, adalah kekuatan tak terlihat, yang berkontribusi membentuk kebiasaan, mempolarisasi pandangan, dan cara berfikir seseorang. 

Menurut Ulum, disrupsi teknologi dan pergeseran budaya, menurut Ulum, bukanlah fenomena baru. Pada zaman Plato, ada perubahan budaya oral, di mana orang berpidato, berdebat berubah menjadi budaya tulisan. Perubahan tersebut menimbulkan dinamika di masyarakat kala itu. Namun, hal tersebut memberikan sebuah peluang dan resiko bagi peradaban manusia.

“Beberapa dekade belakangan, bersosialisasi secara fisik itu terdisrupsi oleh media sosial. Lalu sekarang media sosial terdisrupsi oleh metaverse,” ucap Miftahul Ulum di Jakarta, Selasa (28/10/2025). 

Doktor bidang Cyber Security lulusan University of Warwick, United Kingdom ini mengatakan peluang di era teknologi digital bagi generasi muda sangatlah besar. Era ini memungkinkan Gen Z, Gen Alpha beralih dari sekadar konsumen menjadi global citizen creator, inovator, penggerak perubahan dan perdamaian yang dampaknya lintas batas.

“Mereka dapat membekali dirinya dengan pelajaran, keterampilan secara mandiri dan juga membangun komunitas untuk berbagi nilai kebaikan kepada masyarakat dan lingkungan,” ucap Ulum.

Namun, di balik persona teknologi digital yang sempurna, terdapat hubungan interpersonal yang tergerus, hilangnya rasa memiliki yang otentik (authentic sense of belonging) yang menjadi ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam ruang digital, masyarakat secara tidak langsung diisolasi oleh logika algoritma. Interaksi dengan gawai menghambat perkembangan empati, kemampuan membaca emosi, dan resilience (ketahanan) dalam menghadapi konflik di dunia nyata. 

“Algoritma itu akan cenderung mengisolasi kita dengan yang dekat (serupa), sehingga terisolasi secara ideologis,” kata Ketua Program Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) tersebut.

Kondisi inilah yang menjadi celah subur bagi infiltrasi propaganda ekstrem dan narasi kekerasan. Ulum mengingatkan bahwa ruang virtual yang imersif, seperti game di metaverse, kini telah menjadi inkubator baru radikalisasi. 

Ulum menjelaskan, para ekstremis menyisipkan ideologi itu melalui percakapan, simbol permainan, dan ruang chat tertutup. "Ini lebih personal dan sulit dideteksi," kata Ulum.

Ulum membandingkan metode perekrutan. Jika dulu kelompok ekstremis membutuhkan proses profiling manual selama berbulan-bulan untuk mencari target yang rentan, kini algoritma  melakukannya secara instan dan halus.

“Kalau sekarang, jauh lebih mudah,” ungkapnya dengan lugas. “Mereka tinggal mencari user yang sering bermain di game-game bertema kekerasan. Secara psikologis, individu ini cenderung lebih mudah (dipengaruhi).”

Menghadapi tantangan ini, Ulum menegaskan bahwa perlunya pemerintah responsif terhadap potensi resiko ini. Pengembangan kecerdasan imitasi dalam hal penguatan ideologi bangsa menjadi penting untuk membangun imunitas ideologi dalam menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045.

“Ketahanan siber tidak hanya tentang bagaimana how to detect, mendeteksi, tetapi juga bagaimana mencegah,” tandasnya.

Read Entire Article