Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa (28/10) waktu setempat memerintahkan militer untuk melancarkan serangan dahsyat ke Jalur Gaza. Perintah itu dikeluarkan usai Hamas dianggap melanggar gencatan senjata terkait pengembalian jenazah sandera Israel.
"Setelah konsultasi keamanan, Perdana Menteri Netanyahu menginstruksikan militer untuk segera melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza," demikian pernyataan dari kantor Netanyahu dikutip dari AFP, tanpa ada rincian lebih lanjut.
Hamas pada Senin malam (27/10) mengembalikan jenazah sandera Israel ke-16 dari 28 seusai kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober 2025. Jenazah tersebut telah diterima Israel, namun forensik Israel mengidentifikasi sebagian jenazah tersebut merupakan Ofir Tzarfati.
Tzarfati adalah sandera Israel yang ditemukan tewas oleh militer Israel saat operasi militer di Gaza pada 2 tahun lalu. Jasadnya telah dibawa ke Israel.
Israel menilai tindakan Hamas itu telah melanggar kesepakatan karena yang dikembalikan bukan sandera baru.
Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, mengatakan Hamas akan menerima konsekuensi atas perbuatannya itu. Namun ia memastikan tindakan yang diambil akan lebih dulu dikoordinasikan dengan Presiden AS Donald Trump.
Bedrosian juga menyebut Hamas telah memanipulasi penemuan jenazah Tzarfati.
"Saya dapat mengkonfirmasi kepada Anda hari ini bahwa Hamas menggali lubang di tanah kemarin, menempatkan sebagian jenazah Ofir di dalamnya, menutupinya kembali dengan tanah, dan menyerahkannya kepada Palang Merah," katanya.
Hamas merespons pernyataan Israel. Mereka akan menunda pengembalian jenazah sandera yang tersisa karena Israel dianggap telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.
"Kami akan menunda penyerahan yang dijadwalkan hari ini karena pelanggaran pendudukan [Israel]," kata sayap bersenjata Hamas dalam sebuah pernyataan.
"Setiap eskalasi Israel akan menghambat pencarian, penggalian, dan pemulihan jenazah," ujarnya.
Dikutip dari BBC, Hamas membantah tuduhan Israel. Mereka menilai itu hanya akal-akalan Israel untuk bisa kembali bertindak agresif ke Gaza.
"[Israel] berusaha mengarang dalih palsu sebagai persiapan untuk mengambil langkah-langkah agresif baru terhadap rakyat kami, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap perjanjian gencatan senjata," tambahnya.

4 weeks ago
16






































