1 month ago
15
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sudah menetapkan target cetak sawah untuk tahun 2026, seluas 400 hektare.
Sementara tahun ini, rencana luasan cetak sawah yang ditetapkan pemerintah adalah 225 ribu hektare.
“Insyaallah cetak sawah tahun depan diupayakan 400 ribu ha, tahun ini 225 ribu ha dan tahun berikutnya kita akan lanjutkan,” kata Amran ditemui di Grha Mandiri, Jakarta Pusat pada Selasa (21/10).
Anggaran yang dikucurkan untuk cetak sawah tersebut mencapai Rp 10 triliun. Lokasinya juga akan tersebar di beberapa daerah termasuk dengan lahan yang menjadi lokasi food estate.
“Termasuk food estate di papua dengan Kalimantan Tengah, (Kalimantan) Selatan, Sumatera Selatan. Anggarannya kurang lebih Rp 10 triliun,” ujarnya.
Selain itu, Amran juga merespons tentang masih adanya harga beras yang tinggi di beberapa daerah. Menurutnya, saat ini hanya tinggal 20 kabupaten yang mengalami tingginya harga beras.
“Ya, harga beras sudah turun dari 514 kabupaten seluruh Indonesia, terakhir kita pantau 59 kabupaten (masih tinggi). Paling terakhir kemarin itu tinggal 20 (kabupaten),” ujar Amran.
Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Selasa (21/10) pukul 16.00 WIB, harga rata-rata beras medium pada zona 3 masih berada pada Rp 16.946 per kg. Angka tersebut memiliki disparitas 9,33 persen terhadap HET beras medium di zona 3 yang ada pada angka Rp 13.500 per kg. Untuk itu Amran juga sudah mengirim tim.
“Ya, zona 3 betul (tinggi). Kami sudah turunkan tim, berangkat. Hari ini berangkat tim, titik-titik yang harga tinggi kami turunkan tim langsung,” kata Amran.
Amran juga membantah isu yang menyebut kenaikan harga beras disebabkan oleh serapan gabah oleh Bulog. Hal ini karena serapan Bulog masih lebih kecil jika dibanding oleh swasta.
“Yang diserap (Bulog) cuma 8 persen, 92 persen adalah swasta. Kita tidak bisa kendalikan. Nah, ini salah paham (untuk yang) selalu mengatakan karena Bulog menyerap banyak, sehingga harga naik. Tidak semuanya naik,” ujarnya.
