Mengapa Sulit Move On? Fenomena Keterikatan Emosional Setelah Perpisahan

3 weeks ago 13
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi putus cinta. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan

Hampir semua orang pernah mengalami perpisahan mendalam dalam hubungan cinta, yang merupakan pengalaman yang melibatkan perasaan. Namun, persepsi setiap orang bisa berbeda. Sementara beberapa orang cepat beradaptasi dan melanjutkan hidup, yang lain mengalami kehilangan, kesedihan, dan keinginan untuk kembali ke masa lalu.

Fenomena ini disebut sebagai kesulitan untuk move on. Dari perspektif biopsikologi, kondisi ini tidak hanya berkaitan dengan perasaan atau kenangan, hal tersebut juga mencakup proses biologis di tubuh dan otak yang membentuk dan mempertahankan hubungan emosional (Gehl, 2023; Pohl et al., 2018).

Keterikatan Sebagai Mekanisme Biologis

Teori keterikatan, menurut penelitian yang dilakukan oleh Jude Cassidi dan rekan-rekannya (2013), menjelaskan bahwa manusia secara biologis diciptakan untuk memiliki hubungan yang dekat dan aman dengan orang lain. Sejak bayi, kita bergantung pada kehadiran orang tua atau orang lain (Cassidy, 2013).

Hubungan romansa dipengaruhi oleh pola keterikatan ini yang terus berkembang. otak seseorang melihat pasangan mereka sebagai "figur aman" yang memberikan kenyamanan, kepercayaan, dan kestabilan emosional (Eisma et al., 2022).

Keterikatan ini terkait dengan proses di otak. Area otak seperti sistem limbik, terutama amigdala dan hipokampus, mengatur emosi. Di sisi lain, area seperti nucleus accumbens dan ventral tegmental area berhubungan dengan sistem penghargaan. Sistem ini aktif saat kita berinteraksi dengan orang yang kita cintai, yang menghasilkan kepuasan dan rasa terhubung yang mendalam. Dengan kata lain, cinta tidak hanya dialami secara emosional, tetapi juga diproses oleh otak melalui sistem yang sama yang menyebabkan kecanduan (Earp et al., 2013).

Hormon dan Kimiawi Otak di Balik Cinta dan Perpisahan

Hubungan romantis melibatkan sejumlah hormon yang memengaruhi emosi dan mood seseorang. Oksitosin, atau "hormon cinta", adalah salah satu hormon utama yang dilepaskan ketika kita berpelukan, berciuman, berhubungan seksual, atau bahkan berbicara dengan pasangan kita dengan kasih sayang.

Oksitosin memperkuat hubungan emosional dan rasa percaya antara dua orang. Oleh karena itu, penurunan kadar oksitosin saat hubungan berakhir dapat menyebabkan perasaan hampa, kesepian, dan rindu yang mendalam (Pohl et al., 2018).

Dopamin, seperti oksitosin, adalah komponen penting dalam hubungan romansa. Hormon ini berhubungan dengan sistem penghargaan otak dan bertanggung jawab atas rasa senang, dorongan, dan harapan kebahagiaan. Saat jatuh cinta, peningkatan dopamin menciptakan euforia dan rasa ketagihan terhadap pasangan.

Tetapi setelah perpisahan, sistem dopamin mengalami penurunan mendadak, yang menyebabkan gejala yang mirip dengan withdrawl pada pecandu zat adiktif, seperti rasa gelisah, kehilangan semangat, dan bahkan obsesi terhadap mantan (Earp et al., 2013; Pohl et al., 2018).

Sementara itu, hormon stres utama tubuh, kortisol, meningkat ketika seseorang mengalami kehilangan. Individu yang mengalami peningkatan kortisol mengalami kecemasan, kesulitan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi. Kadar kortisol yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon lain, memperburuk suasana hati, dan memperpanjang masa pemulihan emosional ketika stres berlangsung lama.

Interaksi antara kortisol dan oksitosin sangat penting. Meskipun oksitosin biasanya membantu menurunkan stres, kortisol menjadi dominan dan menyebabkan penderitaan emosional (Pohl et al., 2018).

Faktor Psikologis: Gaya Keterikatan dan Pola Pikir