1 month ago
18
Moskow (ANTARA) - Setidaknya puluhan orang, termasuk seorang anak berusia lima tahun, menjadi korban luka dalam serangkaian insiden penembakan terpisah di Washington, DC, menurut laporan Washington Post mengutip kepolisian setempat.
Penembakan terjadi di beberapa lokasi sekitar distrik Washington pada Jumat (24/10) malam dan Sabtu (25/10) pagi. Hingga saat ini belum jelas apakah insiden-insiden tersebut saling berkaitan.
Lima orang, terdiri atas empat dewasa dan seorang anak, terluka di dekat Universitas Howard setelah sebuah acara reuni, menurut keterangan polisi pada Sabtu yang dikutip Washington Post.
Salah satu korban dilaporkan mengalami luka yang mengancam nyawa, sementara korban lainnya, termasuk anak laki-laki berusia lima atau enam tahun, diperkirakan selamat meski mengalami luka, ujar juru bicara polisi Tom Lynch.
The Washington Post menyebut jumlah korban tersebut mencerminkan “malam paling keras” di Washington, DC, sejak lonjakan operasi penegakan hukum federal dimulai pada Agustus.
Pada 11 Agustus, Presiden AS Donald Trump memerintahkan pengerahan pasukan Garda Nasional ke Washington, DC, di tengah deklarasi “darurat keamanan publik,” dan menegaskan bahwa ia akan memulihkan ketertiban di kota-kota lain dengan tingkat kejahatan tinggi seperti New York, Chicago, Baltimore, Oakland, dan Los Angeles.
Presiden menyatakan bahwa pemerintahannya bertekad membuat kota-kota AS lebih aman dengan segala cara, bahkan jika keputusan tersebut bertentangan dengan keinginan sejumlah gubernur dan wali kota dari Partai Demokrat.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: Dua tewas dan delapan terluka dalam penembakan gereja di Michigan, AS
Baca juga: Empat tewas, 16 terluka dalam penembakan di sebuah bar di Carolina
Baca juga: Dua tewas dalam penembakan di sekolah di Wisconsin, AS
Baca juga: Penembakan di Colorado, AS cederai dua pelajar, tewaskan pelaku
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
