Beirut (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon Fayez Rasamny pada Sabtu (8/11) mengatakan bahwa negaranya menempatkan rekonstruksi pasca-perang sebagai prioritas utama dalam agendanya meskipun serangan Israel yang terus berlanjut menghambat upaya pemulihan.
"Rekonstruksi merupakan prioritas utama bagi pemerintah dan kepresidenan," kata Rasamny seperti dikutip kantor berita resmi Lebanon, National News Agency.
Dia menambahkan bahwa pekerjaan di lapangan telah berulang kali terganggu oleh serangan Israel.
Menurut Rasamny, pemerintah telah menyelesaikan evaluasi terperinci mengenai kerusakan infrastruktur dan mengembangkan visi rekonstruksi yang jelas. Dia juga menyampaikan bahwa kerugian total akibat perang baru-baru ini dapat melebihi 11 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.707).
"Lebanon sedang menunggu pinjaman 250 juta dolar AS dari Bank Dunia untuk memulai perbaikan fasilitas-fasilitas penting. Jumlah ini tidak cukup, tetapi menjadi titik awal proses rekonstruksi," ujarnya.
Rasamny mengatakan penyelenggaraan konferensi donor internasional yang tertunda berkaitan dengan kondisi politik dan penerapan pembatasan.
Dia menekankan bahwa Lebanon menghormati gencatan senjata dan berkomitmen untuk menjaga agar semua senjata berada di bawah kendali negara, sementara tentara Lebanon terus menjalankan tugasnya di selatan Sungai Litani dengan hasil yang positif dan dapat diterima.
Dia menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan internasional telah menunjukkan minat yang kuat untuk bermitra dalam pengoperasian Bandar Udara Qlayaat di Lebanon utara, seraya menyebut kelayakan ekonomi yang nyata untuk proyek itu.
Rasamny juga mengonfirmasi bahwa Bandar Udara Internasional Beirut tetap aman sepenuhnya dan sedang diperbarui dengan peralatan baru, sementara rencana sedang dijalankan untuk membangun Pelabuhan Beirut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

2 weeks ago
11






































