Latuharhary , Piagam Jakarta, dan Hak Masyarakat Adat

1 month ago 15
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
J Latuharhary adalah orang Maluku pertama yang meraih gelar sarjana hukum di Belanda. Ia bersama tokoh Muslim di Panitia Perancang UUD tidak setuju dengan frasa "menjalankan syariat buat pemeluk-pemeluknya" di Pembukaaan UUD. Apa kaitannya dengan hak masyarakat adat? Sumber:buku mr. johanes latuharhary, hasil karya dan pengabdiannya

Moh Hatta mendapat aduan dari opsir Jepang pada 17 Agustus 1945 sore. Esok paginya, sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) terpaksa mundur dari jawdal, karena Hatta harus menyelesaikan terlebih dulu aduan opsir Jepang, karena saat itu Jepang masih berkuasa di Maluku.

Lobi-lobi harus dilakukan. Tujuannya agar frasa “berdasar atas Ketuhanan, dengan kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya”yang diambil dari Piagam Jakarta untuk Pembukaan Rancangan UUD yang akan dibahas, diubah.

Frasa itu sebenarnya sudah disetujui di rapat Panitia Perancang UUD. Latuharhary yang keberatan dengan alasan masyarakat adat akan kehilangan hak akibat frasa itu, pun akhirnya menerima putusan rapat.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lalu mengapa ada opsir Jepang menemui Hatta untuk menolak frasa itu? Kepada Hatta, opsir Jepang itu mengatakan, orang-orang dari Indonesia Timur keberatan dengan frasa “dengan kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya”.

Setelah lobi panjang, “berdasar atas Ketuhanan, dengan kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan yang Maha Esa”. Apa alasan tokoh-tokoh dari Indonesia Timur keberatan dengan frasa “dengan kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya”?

Frasa itu tercantum dalam Piagam Jakarta. Piagam Jakarta sudah disepakati oleh tokoh-tokoh Indonesia Timur pada 22 Juni 1945 yang tergabung di Panitia Sembilan.

Namun, ketika Rancangan UUD dibahas di rapat Panitia Perancang UUD pada 11 Juli 1945, muncul keberatan, di antaranya dari J Latuharhary, Wongsonegoro, dan Hussein Djajadiningrat. Setelah melewati perdebatan, akhirnya rapat yang dipimpin Sukarno itu memutuskan menyetujui digunakannya frasa itu di Preambule (Pembukaan) UUD.

“Preambule adalah suatu hasil jerih payah antara golongan Islam dan kebangsaan. Kalau kalimat ini tidak dimasukkan, tidak bisa diterima oleh kaum Islam,” kata Sukarno.

Namun, ini belum keputusan final, sebab, setelah proklamasi kemerdekaan, Rancangan UUD itu masih perlu dibaas lagi di sidang PPKI. Karena sebelum sidang sudah dilaukan lobi untuk perubahannya, maka tidak ada perdebatan saat sidang PPKI pada 18 Agustus 1945.

Mernarik menyimak alasan Latuharhary keberatan dengan frasa itu saat rapat Panitia Perancang UUD pada 11 Juli 1945. Ia melihat bahwa “berdasar atas Ketuhanan, dengan kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya” sebagai kalimat yang tidak terang.

Ia meminta agar UUD menggunakan kalimat-kalimat yang terang. Menurutnya, “berdasar atas Ketuhanan, dengan kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya” tidak hanya akan bermasalah dengan pemeluk agama lain.

“Kalimat ini bisa juga menimbulkan kekacauan misalnya terhadap adat-istiadat,” kata Latuharhary, orang Maluku pertama yang meraih gelar sarjana hkum (Mr) di Belanda. Ia belajar hukum adat dari profesor hukum adat Van Vollenhoven.

RE Elson di buku The Idea of Indonesia menyebut, Latuharhary memiliki kekhawatiran masyakarat Minang meninggalkan adat istiadat mereka. Sedangkan untuk masyarakat Maluku, ia khawatir akan kehilangan hak atas tanah adat mereka.

Read Entire Article