Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) meluncurkan Buku Saku Edukasi Keuangan untuk memberikan literasi keuangan bagi pekerja migran Indonesia.
"Buku saku tentang literasi keuangan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada pekerja migran dan keluarganya tentang bagaimana mengelola keuangan yang bijak, yang benar," kata Menteri P2MI Mukhtarudin seusai peluncuran Buku Saku tersebut di Jakarta, Senin.
Mukhtarudin mengatakan peluncuran buku tersebut berkolaborasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BNI, Pegadaian dan Bursa Efek sebagai salah satu upaya pemerintah untuk melindungi pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Menurut dia, salah satu bentuk perlindungan bagi pekerja migran adalah dengan memberikan edukasi tentang bagaimana mereka menjaga diri, termasuk terkait bagaimana mereka dapat mengelola keuangan mereka dengan benar dan bijak sehingga tidak salah kelola atau bahkan terjebak dalam penipuan.
Faktanya, kata dia, banyak pekerja migran yang terjebak dalam penipuan keuangan karena mereka tidak memiliki literasi keuangan yang memadai dalam mengelola keuangan mereka.
"Memang faktanya sering terjadi. Sering terjadi para pekerja migran kita terjerat penipuan. Identitas dirinya dipakai untuk menipu, rekeningnya dipakai untuk melakukan penipuan," kata dia.
Kemudian, Mukhtarudin juga menunjukkan data yang menyebutkan bahwa 70 persen uang yang dihasilkan oleh para pekerja migran sering kali digunakan untuk konsumsi.
Oleh karena itu, buku saku tersebut juga mendorong pekerja migran untuk tidak konsumtif dan mengutamakan gaya hidup atau untuk kebutuhan yang tidak primer, sebaliknya pemerintah mendorong mereka untuk memanfaatkan keuangan tersebut untuk hal-hal produktif.
"Bahkan tadi ada investasi yang ditawarkan ya dalam buku saku. Misalnya bisa beli emas di Pegadaian. Bisa beli emas di Pegadaian salah satunya ya. Bisa juga ada di Bursa Efek ya kalau mau main di investasi dan lain-lain. Jadi diberikan edukasi," katanya.
Melalui kerja sama dengan pihak-pihak terkait tersebut, KP2MI juga mendorong penggunaan layanan transaksi keuangan dari dalam negeri.
"Jadi, pekerja migran kita menggunakan transaksi punya kita sendiri, aplikasi punya sendiri," katanya.
"Dan nanti kita menyiapkan juga bahwa BI sudah punya mitra ya. Punya mitra bagaimana mengirim uang ke negara kita menggunakan yang punya kita sendiri. Sehingga uangnya balik lagi ke kita. Bukan ke pihak dari penyelia jasa pengiriman uang dari negara lain," imbuhnya.
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

2 weeks ago
13






































