Moskow (ANTARA) - Kepala badan intelijen Pakistan dan Afghanistan akan memimpin delegasi yang akan terlibat dalam perundingan di Turki, menurut laporan portal Tolo News pada Selasa, dengan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Pada akhir Oktober, Kementerian Luar Negeri Turki mengeluarkan pernyataan yang mencatat bahwa Afghanistan dan Pakistan telah sepakat untuk melanjutkan gencatan senjata selama pembicaraan mereka di Turki, dan akan mengadakan pertemuan lanjutan pada 6 November di Istanbul.
Kedua belah pihak juga sepakat untuk mengembangkan mekanisme pemantauan terhadap pelanggaran gencatan senjata.
Delegasi Afghanistan kabarnya akan dipimpin oleh direktur jenderal intelijen Abdul Haq Wasiq, sementara pihak Pakistan akan dipimpin oleh kepala intelijen Asim Malik.
Sebelumnya pada pertengahan Oktober lalu, pertempuran sengit meletus di sepanjang Garis Durand, perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan, yang tidak diakui oleh Kabul.
Konflik meletus setelah Afghanistan menuding Pakistan melanggar wilayah udaranya dan melancarkan serangan ke wilayah Afghanistan.
Kementerian Pertahanan Afghanistan mengeklaim telah berhasil melancarkan "operasi pembalasan" terhadap Pakistan. Bentrokan kembali terjadi pada 15 Oktober.
Setelah beberapa serangan udara, Afghanistan menempatkan pasukan keamanan mereka dalam siaga tempur penuh di sepanjang Garis Durand (batas kedua negara).
Pada 19 Oktober, Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa Pakistan dan Afghanistan telah menyepakati gencatan senjata segera selama perundingan di Doha.
Untuk memastikan keberlanjutan gencatan senjata dan memantau pelaksanaannya, kedua negara bertetangga tersebut memutuskan untuk mengadakan pertemuan tambahan.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: Pakistan buka perbatasan untuk repatriasi pengungsi Afghanistan
Baca juga: China Sambut Perjanjian Gencatan Senjata antara Pakistan-Afghanistan
Baca juga: GCC puji upaya Qatar, Turki atas gencatan senjata Pakistan-Afghanistan
Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

2 weeks ago
9






































