Karim Datuk Seribu Garang: Momok Kolonial dari Tanah Sakti

2 weeks ago 26
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi Karim Datuk Seribu Garang yang bersumber dari tuturan keluarga besar Karim dan diilustrasikan oleh AI yang dioperasikan oleh Ilham Afandi

Bulan November merupakan bulan yang sangat istimewa bagi Bangsa Indonesia. Pada bulan inilah seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan, sebuah momentum untuk mengenang jasa para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa.

Bagi masyarakat Riau, khususnya Kampar, bulan November juga menjadi waktu yang tepat untuk menelusuri kembali jejak para pahlawan lokal yang telah berjuang mempertahankan marwah negeri ini jauh sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap para pejuang tanah air, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November, penulis mengisahkan kembali perjuangan seorang tokoh besar dari Sumatera Tengah yang pernah menjadi Panglima Perang Kampar, ia adalah sosok dubalang tangguh yang dikenal dengan nama Karim Datuok Saibu Gaghang, atau yang masyhur di lidah masyarakat sebagai Datuk Seribu Garang.

Nama Karim Datuk Seribu Garang, atau dalam bahasa lokal disebut Datuok Saibu Gaghang atau hanya Bu Gaghang, hidup dalam ingatan masyarakat Kampar sebagai simbol keberanian yang tak tertandingi. Ia lahir sekitar 1826 di Muara Uwai, Kenegerian Bangkinang, dari Persukuan Melayu Datuok Mudo. Sejak muda, Karim ditempa adat dan menjawat gelar Datuok Panglimo Jolelo atau nama lain dari Datuk Seribu Garang, sebuah posisi dubalang yang bertugas sebagai penjaga marwah, pertahanan dan keamanan negeri.

Pada akhir abad ke-19, ketika Belanda gencar menaklukkan Sumatera Tengah demi tambang dan perkebunan, tanah V Koto Kampar (Kuok, Salo, Bangkinang, Air Tiris, dan Rumbio) menjadi benteng terakhir yang sulit ditembus. Dalam catatan J.W. IJzerman yang berjudul Dwars Door Sumatera (1895), tertulis:

Di bawah kepemimpinannya, para dubalang Kampar seperti Gandulo Datuok Tabano, Kasir Datuok Saibu Gaghang (penjawat gelar), Saleh Datuok Si Ampang Langka, Usman Datuok Dubalang Kayo, Daud Datuok Rajo Angek Garang, dan Hadji Ismail Datuok Panglimo Caka bersatu melawan kolonial. Ia menjadi guru dan panutan “Generasi Emas Dubalang Kampar” yang disegani karena disiplin dan kesetiaannya terhadap adat.

Ilustrasi Karim melatih para Dubalang Emas Kampar sejak mereka masih anak-anak yang bersumber dari tuturan keluarga besar Karim dan diilustrasikan oleh AI yang dioperasikan oleh Ilham Afandi

Perlawanan besar terjadi pada tahun 1899, saat Belanda melancarkan serangan balasan ke Bangkinang pasca-insiden Pulau Godang. Karim Datuok Saibu Gaghang gugur pada 28 Agustus 1899, bersama rekan-rekan seperjuangannya. Jenazahnya dimakamkan di Teratak Baru, wilayah Persukuan Melayu Datuok Patio.

Lebih dari seorang tokoh perang, Karim Datuok Saibu Gaghang adalah simbol marwah dan keteguhan adat Tanah Andiko atau Tanah Kampar. Dalam memori kolektif masyarakat, namanya menjadi perwujudan nilai keberanian, harga diri, dan kepemimpinan sejati. Ia bukan hanya pahlawan lokal, melainkan juga salah satu figur penting yang menegaskan bahwa Kampar pernah menjadi tanah yang tak pernah tunduk di bawah tapak kolonial.

Read Entire Article