Otoritas Jerman melarang asosiasi Muslim Interaktiv atas tuduhannya kegiatan anti-konstitusional dalam menyerukan pembentukan khilafah. Kini, otoritas Jerman tengah mencari dua kelompok Islam lainnya dengan alasan serupa pada Rabu (5/11).
Dikutip dari Reuters, Kementerian Dalam Negeri Federal dalam pernyataannya mengatakan tujuh properti telah digeledah di Hamburg sejak dini hari, beserta 12 properti lain di Berlin dan negara bagian Hesse sebagai bagian dari investigasi awal terhadap asosiasi Generation Islam dan Realitaet Islam.
Berdasarkan larangan tersebut, Muslim Interaktiv yang didirikan pada 2020 akan dibubarkan dan asetnya akan disita. Muslim Interaktiv sebelumnya aktif mengorganisir demonstrasi dan aktif di berbagai kanal media sosial.
Kelompok ini menuai perhatian nasional pada awal 2024 karena demonstrasi di Hamburg yang dihadiri 1.000 orang. Demonstrasi itu menyerukan pembentukan khalifah di Jerman.
"Kami akan menanggapi dengan kekuatan hukum penuh kepada mereka yang secara agresif menyerukan khalifah di jalan-jalan, menghasut kebencian terhadap Israel dan Yahudi dengan cara yang tak dapat ditoleransi, dan meremehkan hak perempuan dan minoritas," kata Menteri Dalam Negeri Alexander Dobrindt dalam pernyataannya.
Dikutip dari Middle East Forum, Muslim Interaktiv adalah garda depan generasi baru Islamis Jerman yang menggantikan propaganda jihadis lama dengan seruan baru. Tujuan Muslim Interaktiv adalah menjadikan Islam gaya hidup komprehensif di Jerman.
Muslim Interaktiv merupakan penerus Hizb ut-Tahrir, kelompok pan-Arab dan pan-Islam global yang berupaya membentuk khilafah Islam.
Muslim Interaktiv dipimpin oleh Joe Adade Boateng (Raheem), orang Ghana-Jerman mualaf yang menempuh pendidikan di Universitas Hamburg untuk menjadi guru. Dia menggunakan media sosial dan jejaring digital untuk menyebarkan narasi korban. Strategi itu membuatnya jadi superstar dalam budaya sub-budaya Islam.

2 weeks ago
9






































