Tokyo (ANTARA) - Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi, Kamis (6/11) mengatakan bahwa pemerintahnya akan mempertimbangkan kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan mineral logam tanah jarang di perairan sekitar pulau paling timur Jepang di Samudra Pasifik.
Dalam sesi debat di Majelis Tinggi, Takaichi menyatakan bahwa diversifikasi rantai pasok logam tanah jarang penting bagi kedua negara.
Ia menambahkan bahwa Tokyo akan menelaah cara-cara konkret untuk bekerja sama dengan Washington dalam eksploitasi sumber daya di sekitar Pulau Minamitori, yang tidak berpenduduk dan terletak sekitar 2.000 kilometer di tenggara Tokyo.
Perdana menteri yang menjabat sejak 21 Oktober itu juga mengatakan pemerintah berencana melakukan uji coba penyedotan tanah liat dari dasar laut yang diperkirakan mengandung logam tanah jarang di kedalaman sekitar 6.000 meter.
Pernyataan Takaichi disampaikan setelah pendahulunya, Shigeru Ishiba, pada April lalu mengungkapkan bahwa Jepang akan memulai pengeboran uji logam tanah jarang di wilayah perairan tersebut pada tahun fiskal ini, yang berakhir Maret tahun depan.
Pemerintah menargetkan pengeboran skala penuh dapat dimulai pada tahun fiskal 2028.
Logam tanah jarang merupakan bahan penting dalam pembuatan berbagai produk berteknologi tinggi, termasuk magnet untuk kendaraan listrik. Endapan tanah liat yang mengandung unsur logam tanah jarang telah ditemukan di sekitar perairan pulau itu.
Dalam pertemuan puncak pertama mereka pada 28 Oktober di Tokyo, Takaichi dan Presiden AS Donald Trump menandatangani dokumen kerja sama untuk menjamin pasokan logam tanah jarang dan mineral penting lainnya guna memperkuat keamanan ekonomi.
Langkah tersebut tampaknya ditujukan untuk mengimbangi dominasi China sebagai produsen utama logam tanah jarang di dunia.
Sumber: Kyodo-OANA
Baca juga: Trump-Xi bertemu, China tangguhkan pembatasan ekspor rare earth
Baca juga: Trump sebut aliansi AS-Jepang landasan perdamaian di Pasifik
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

2 weeks ago
12






































