Tokyo (ANTARA) - Para pemimpin Jepang dan Filipina pada Minggu setuju untuk meningkatkan kerjasama keamanan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Asia-Pasifik di tengah kekhawatiran bersama atas ketegasan klaim maritim China.
Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengadakan pembicaraan bilateral di sela-sela pertemuan puncak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang dimulai pada Minggu di Kuala Lumpur.
Takaichi mengatakan bahwa pemerintahnya akan berupaya mempererat hubungan dengan Filipina untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, sebuah visi yang digagas oleh mendiang Perdana Menteri Shinzo Abe, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.
Perjanjian Akses Timbal Balik Jepang-Filipina, yang memfasilitasi kunjungan pasukan kedua negara untuk latihan gabungan dan operasi bantuan bencana, mulai berlaku pada bulan September.
Takaichi, yang menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang Selasa lalu, juga menyatakan niatnya untuk membantu memperkuat ekonomi dan infrastruktur Filipina sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangannya dengan menyediakan peralatan untuk pengolahan beras pascapanen.
Marcos berterima kasih kepada Jepang atas bantuan pembangunan resminya dan menyerukan kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang.
Kedua negara akan memperingati ulang tahun ke-70 normalisasi hubungan diplomatik tahun depan, ketika Filipina akan bertindak sebagai ketua ASEAN.
Sumber: Kyodo
Baca juga: Hadiri KTT ASEAN-Jepang, Prabowo puji PM Jepang: Kuasai masalah utama
Baca juga: Jepang-AS perkuat aliansi mineral kritis, lawan pengaruh China
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

4 weeks ago
18






































