Gyeongju, Korea Selatan (ANTARA) - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Jumat, mengatakan bahwa tenaga nuklir harus memainkan peran kunci dalam memenuhi permintaan listrik dunia yang terus meningkat, didorong oleh pusat data kecerdasan buatan (AI) dan transformasi digital
Dalam pidato video yang disampaikan pada KTT CEO Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi menekankan bahwa pertumbuhan pesat AI meningkatkan konsumsi daya global, menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi energi bersih.
"Pusat data sudah menggunakan satu setengah persen listrik global, dan pangsa tersebut tumbuh lebih dari 10 persen setiap tahun," kata Grossi dalam pidatonya yang dibagikan pada acara yang diadakan di Gyeongju, kota tuan rumah pertemuan APEC tahun ini.
"Amazon, Microsoft, Google, dan Meta, semua nama besar, sedang menandatangani perjanjian pembelian daya dan menjajaki cara lain bagi energi nuklir untuk mendukung pusat data AI mereka," katanya.
Grossi mengatakan energi nuklir menawarkan solusi yang terukur, andal, dan rendah karbon yang dapat melengkapi energi terbarukan, menyediakan daya stabil yang beroperasi "siang dan malam, terlepas dari cuaca."
Dia mencatat bahwa lebih dari dua puluh negara kini berupaya untuk melipatgandakan kapasitas nuklir global pada pertengahan abad ini, sementara sekitar 30 negara pendatang baru sedang mengembangkan program nuklir sipil dengan bantuan IAEA.
"Banyak desain canggih sedang dikembangkan di kawasan APEC, termasuk reaktor modular kecil (SMR) dan sistem generasi mendatang. Teknologi-teknologi ini dapat menghadirkan energi nuklir ke lebih banyak kawasan dengan lebih fleksibel, serta dengan keamanan dan efisiensi yang tangguh," ujarnya.
Lebih lanjut, Grossi menekankan bahwa AI dan energi nuklir dapat "tumbuh bersama," dengan mengatakan bahwa kedua sektor itu terhubung seiring dengan semakin digitalnya perekonomian dan elektrifikasi operasional industri.
"AI mendorong inovasi dan tenaga nuklir mendukungnya. Peluangnya jelas. Permintaan listrik akan meningkat, tekanan iklim akan meningkat, dan teknologi akan semakin cepat. Setiap sumber energi bersih dibutuhkan, dan nuklir merupakan bagian penting dari persamaan ini," katanya.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: UE tegaskan Rusia dan AS tak setara dalam sengketa uji coba nuklir
Baca juga: Amazon beli pasokan listrik energi nuklir untuk layanan cloud dan AI
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

3 weeks ago
22






































