Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menargetkan harga kelapa bisa tembus Rp 6.000 per butir dalam beberapa tahun ke depan. Sementara saat ini harga kelapa di tingkat petani berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 5.000 per butir.
Dia meyakini target tersebut bisa dicapai lewat percepatan hilirisasi industri kelapa yang kini sedang digenjot pemerintah. Terlebih menurut dia Indonesia menempati posisi nomor satu negara pengekspor kelapa terbesar di dunia.
“Komoditas yang selama ini kita ekspor, contoh kelapa nilainya Rp 24 triliun ini kita hilirisasi kalau sesuai diagram pohon industri, itu bisa 100 kali lipat. Artinya bisa Rp 2.400 triliun,” kata Amran di Kantor Kementan, Jumat (7/11).
Meski demikian, Amran memastikan belum tentu hilirisasi berhasil meningkatkan nilai tambah menjadi 100 kali lipat. “Itu secara teori. Bisa saja hanya 50 persen, 50 kali lipat, atau 20 kali lipat,” imbuhnya.
Dia kemudian mencontohkan dampak hilirisasi kelapa, misalnya di Maluku Utara yang kini kelapa bulat dibanderol Rp 3.500 per butir setelah hilirisasi dari semula Rp 600 per butir. Target berikutnya, harga kelapa dipatok berada di kisaran Rp 5.000-Rp 6.000 per butir.
“Sekarang Rp 3.500 per biji, itu naik kurang lebih 500 persen. Dan kita harap, harusnya harganya minimal Rp 5.000. Dan bisa naik 1.000 persen, harusnya. Rp 6.000 berarti 1.000 persen,” tambahnya.
Dia berharap upaya hilirisasi kelapa ini bisa rampung dalam 3 hingga 4 tahun ke depan dan bisa menyerap hingga 1,4 juta tenaga kerja.

2 weeks ago
24






































