Istanbul (ANTARA) - Hamas pada Minggu (2/11) membantah tuduhan Komando Pusat AS (CENTCOM) bahwa kelompok perlawanan Palestina itu telah menjarah truk-truk bantuan di Jalur Gaza.
Mereka menyebut tuduhan AS itu tidak berdasar dan merupakan upaya pembenaran terhadap pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menutupi kegagalan masyarakat internasional mengakhiri blokade dan kelaparan di wilayah kantong Palestina itu.
"Semua kekacauan dan penjarahan berakhir segera setelah pasukan pendudukan (Israel) menarik diri, yang membuktikan bahwa hanya pendudukan yang mensponsori geng-geng itu dan menciptakan kekacauan," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Hamas menyatakan lebih dari 1.000 anggota kepolisian dan pasukan keamanan Palestina tewas serta ratusan lainnya terluka saat berupaya mengamankan konvoi bantuan kemanusiaan agar bisa sampai kepada mereka yang membutuhkan.
Kelompok itu menegaskan tidak ada lembaga internasional atau lokal maupun pengemudi truk bantuan yang melaporkan adanya penjarahan oleh Hamas.
"Ini jelas-jelas menunjukkan bahwa video yang diklaim Komando Pusat AS adalah rekayasa dan bermotif politik untuk membenarkan kebijakan blokade serta pengurangan bantuan," kata Hamas.
Kelompok itu juga menuding AS gagal mendokumentasikan serangan-serangan Israel yang menewaskan 254 warga Palestina dan melukai 595 orang lainnya saat gencatan senjata diberlakukan.
CENTCOM sebelumnya membagikan rekaman drone yang diduga memperlihatkan truk bantuan dijarah oleh anggota Hamas di Gaza.
Hamas mengatakan jumlah rata-rata truk bantuan yang masuk ke Gaza tidak lebih dari 135 per hari, sementara sisanya adalah truk komersial yang tidak terjangkau oleh warga.
"Dukungan AS terhadap narasi Israel hanya memperdalam keberpihakan yang tidak bermoral serta menjadikannya mitra (Israel) dalam blokade dan penderitaan rakyat Palestina," kata kelompok itu.
Gencatan senjata di Jalur Gaza telah diberlakukan sejak 10 Oktober berdasarkan rencana perdamaian 20 poin yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. Perjanjian itu mencakup pertukaran sandera dan tahanan serta rekonstruksi di wilayah kantong Palestina itu.
Sejak Oktober 2023, agresi militer Israel telah menewaskan lebih dari 68.500 warga Palestina di Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 170.600 orang.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Hamas nyatakan komitmen pada gencatan senjata di Gaza
Baca juga: Hamas bantah serang pasukan Israel seperti tuduhan Netanyahu
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

3 weeks ago
13






































