Pemerintah Singapura akan mengumumkan lebih banyak insentif pasar saham pada bulan November untuk mendukung perusahaan publik, mendorong nilai pemegang saham, dan meningkatkan keterlibatan investor terhadap rencana bisnis mereka.
Mengutip Bloomberg, Insentif baru ini mencakup hibah dari pemerintah, seperti yang diungkapkan oleh Chee Hong Tat, Wakil Ketua Otoritas Moneter Singapura.
"Pemerintah telah bekerja sama dengan pelaku industri dalam menyusun proposal yang bertujuan untuk memperkuat likuiditas serta daya saing pasar ekuitas di Singapura," tulis laporan Bloomberg seperti yang dikutip kumparan, Rabu (22/10).
Paket insentif ini merupakan lanjutan dari kebijakan 'value unlock' yang diumumkan pada bulan September lalu, serupa dengan dorongan di Jepang, Korea, dan Thailand untuk meningkatkan tata kelola dan imbal hasil perusahaan publik.
Pemerintah menegaskan tidak ada 'jalan pintas' dalam kebijakan ini. Mereka tidak memilih langkah instan seperti menginstruksikan GIC atau Temasek untuk melakukan investasi wajib di pasar saham lokal.
Sebagai gantinya, pemerintah meluncurkan program pengembangan pasar ekuitas senilai 5 miliar Dolar Singapura (sekitar 3,85 miliar dolar AS), dengan batch kedua pengelola dana global, regional, dan lokal yang akan diumumkan pada akhir tahun ini.
Untuk konteks pasar, indeks saham utama Singapura kini mendekati rekor tertinggi, terjadi peningkatan nilai transaksi, dan mulai muncul tanda-tanda IPO baru, sebagian berkat langkah pemerintah ini.
CEO DBS, Tan Su Shan, menyoroti perlunya ambisi dan keberanian yang lebih besar agar Singapura dapat menjadi pusat keuangan global dan mendorong perusahaan untuk melakukan diversifikasi rantai pasok.
Di kawasan regional, langkah serupa juga ditempuh di bursa saham Jepang, Thailand, dan Korea untuk meningkatkan valuasi serta daya saing pasar modal mereka.

1 month ago
35






































