Bisnis kuliner ini bermula ketika Ello menemukan gerobak Oseng Endok milik Pewlin. Tempat makan ini viral di media sosial.
“Waktu itu dia mention aku di TikTok, aku samperin. Dan saat aku coba, ternyata rasanya enak banget dan paling proper kalau dijadikan menu untuk restoran,” ungkapnya saat grand opening restoran Oseng Sendok yang berlokasi di Jl. KH. Hasyim Ashari nomor 9K itu.
Kemudian lantaran tertarik dengan model usaha tersebut, Ello pun mengakuisis dan mengembangkan menjadi restoran. Transformasi restoran ini terjadi pada sisi konsep, tampilan, variasi menu, operasional, hingga riset rasa. Ella dan tim mengaku meningkatkan hasil pengembangan rasa hingga 80 persen dar versi awal.
Selain itu, soal harga, awalnya Oseng Sendok menjual dengan harga terendah Rp 15 ribu, kini menjadi Rp 13 ribu. “Dulu Pewlin jual sekitar Rp 15 ribu, sekarang malah turun jadi Rp 13 ribu untuk menu paling murah. Biar semua orang bisa nyobain dan pasti balik lagi,” tuturnya.
Dalam pengelolaannya, para pemilik juga bekerja sama dengan grup Sambal Bakar Indonesia. Oseng Sendok juga menjalankan sistem dapur central dengan standar khusus.
Soal menu, restoran baru ini memiliki sajian jagoan yakni nasi oseng endok guyur. Kemudian ada beberapa menu rekomendasi lain seperti oseng cumi ireng balakutak, oseng iga mercon, oseng tunjang gongso, oseng ceker jeletot, hingga krecek gudekan.
Namun menjadi pembeda adalah cara penyajian makanan yang menggunakan alas daun jati, sehingga menciptakan aroma khas sekaligus memperkaya cita rasa masakannya.
Ello sendiri mengaku sangat menyukai menu tunjang dengan nasi daun jeruk. “Biasanya tunjang cuma ada di nasi padang, tapi di sini kita bikin versi yang lebih ringan dan khas Indonesia banget. Rasanya gurih, segar, dan aromanya khas daun jeruk,” ujarnya.
Dari sisi bisnis, Ello mengaku optimistis terhdap perkembangan usahanya. Hal ini terlihat dari hari pertama pembukaan restoran ini yang dinilai begitu antusias. Dia bahkan tengah menyiapkan dua hingga tiga cabang baru dalam waktu dekat serta memperluas ke segmen produk siap saji (FMCG).
“Hari pertama aja hype-nya udah segini. Aku yakin ini bisa panjang. Kuncinya adalah produk harus enak. Karena kalau enak, orang pasti balik lagi. Sesuai tagline kami, Pasti Balik Lagi,” pungkasnya.

1 month ago
15






































